Para artis kondang ikut menginspirasi industri fashion nasional untuk memproduksi pakaian sekali pakai berbahan limbah kertas koran. Selain dapat menekan harga produksi juga ramah lingkungan.
Siapa yang tak kenal Syahrini, selebrita asal Sukabumi ini, boleh dibilang tidak ada hari tanpa sensasi. Mulai dari celotehan, penampilan, sampai gaya hidupnya yang spektakuler. Siapa yang tidak berdecak kagum dengan hobbynya mengoleksi tas-tas branded dengan harga yang fantastis, liburan keliling dunia dengan pesawat jet pribadi, jogetannya “maju-mundur” dan juga termasuk jargon-jargonnya yang ngehits.
Tidak cuma itu, dari sekian banyak musisi wanita Indonesia, sepertinya Syahrini yang berani tampil berani pakai baju maupun gaun unik yang terbuat dari bahan-bahan yang nggak biasa ketika sedang tampil di sebuah acara. Salah satunya, pada tahun 2012, saat manggung mengenakan gaun dari bahan kertas koran. Banyak yang memuji, tapi tidak sedikit juga yang mencemooh bahkan membullynya di media sosial.
Tapi bukan Syahrini namanya kalau tidak cuek sama komentar netizen, bahkan dia tetap sibuk berkarya dengan hal-hal baru yang di luar batas pikiran orang-orang. Ternyata banyak karyanya diikuti oleh masyarakat umum khususnya Syahrini Fans Club, dan bahkan selebrita lain.
Begitu juga halnya, penampilan lady rocker yang tak lagi urakan Tantri Syalindri Ichlasari. Belakangan setelah menikah Vokali Band Kota kerap kali tampil anggun dengan busana rancangan desainer top Indonesia. Di akun instagram miliknya @tantrisyalindri, Tantri mengunggah foto terbaru dirinya mengenakan busana terbuat dari kertas koran. “Lets read!! Thnk you @adit_adcee you always make me different!,” begitu Tantri menulis.
Gaun unik yang dikenakan Tantri tersebut merupakan rancangan desainer Adit Adcee. Gaun itu berbahan kertas koran dengan bawahan yang mengembang. Gaya rocker Tantri dipertegas dengan sentuhan ‘paku-paku’ di kedua kerah lebar plus sarung tangan beraksen kulit, saat pentas akhir 2015 lalu.
Tak cuma Tantri, Chua Kotak pun mengenakan gaun yang terbuat dari kertas koran. Gaun untuk Chua dibuat berbeda, membuat dirinya terlihat lebih feminin. Tentunya, para selebrita itu butuh kehati-hatian saat mengenakan gaun dari kertas koran, karena mudah sobek.
Pakaian unik yang terbuat dari koran-koran bekas yang sifatnya sekali pakai diposible shuit, bukan hal yang baru. Di dunia medik dan laboratorium, sudah lama dikenal pakaian lab, masker, sarung tangan, sampai pakaian dalam sekali pakai. Bahkan, di negara maju, aneka pakaian dan celana berbahan serat kertas yang disposible sudah lama dikembangkan. Karena pakaian gaun, baju, dan celana terbuat dari bahan kain Textil, dinilai banyak merugikan lingkungan.
Produksi Pakaian Cemari Lingkungan
Greenpeace East Asia menemukan pencemaran air dari industri tekstil terhadap masyarakat. LSM peduli lingkungan itu, telah meneliti bahwa untuk memproduksi setiap pasang jeans dibutuhkan 7000 liter air. Sedangkan untuk memproduksi satu kaos dibutuhkan kira-kira 2700 liter air, jumlah itu setara dengan konsumsi air rata-rata yang dibutuhkan satu orang selama 900 hari. Proses pewarnaan yang menggunakan aneka ragam bahan kimia, belum termasuk bahan kimia berbahaya seperti PFC memiliki dampak permanen terhadap pencemaran lingkungan khususnya industri textil yang pembuangan limbahnya ke sungai-sungai.
Untuk mengatasi hal tersebut, belum lama ini, Greenpeace bersama Pawapeling mengadakan ‘fashion show’ di atas lahan tercemar di Rancaekek, Bandung. Lebih dari 1000 hektar lahan pertanian menjadi tidak dapat ditanami akibat pencemaran limbah berbahaya.
Selain itu, Merek Fast Fashion seperti Topshop, H&M dan Zara mencoba mengubah fashion mendatang menjadi “komoditas fashion sekali pakai” atau disposible shirt. Dan, menggerakan trend indutri fashion. nasional menuju mode pakaian sekali pakai. (Adyan Soeseno)