Bisnis startup berperan penting sebagai salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jumlah bisnis rintisan berbasis teknologi startup di Indonesia terus mengalami perkembangan secara signifikan dan akan sangat berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di masa depan.
Meski memiliki potensi yang sangat besar, namun perkembangan bisnis startup di Indonesia masih perlu didorong dan didukung oleh banyak pihak. Bisnis startup masih menghadapi banyak kendala, mulai dari pelakunya yang masih sulit mendapatkan akses permodalan, serta masih minimnya pengetahuan pelaku usaha mengenai cara pembuatan perusahaan.
Persoalan yang cukup klasik dari pengembangan ekonomi kreatif dan startup adalah kebutuhan modal. Pembiayaan kepada sektor ekonomi kreatif dan startup belum maksimal dari lembaga keuangan, baik yang bersumber dari bank dan lembaga keuangan non bank (LKNB). Padahal, pembiayaan merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan industri kreatif, baik yang sifatnya usaha rintisan (startup) maupun usaha yang sudah mapan.
Dari beberapa subsektor ekonomi kreatif bahkan masuk dalam ketegori bidang yang masih sulit dibiayai oleh lembaga pembiayaan (perbankan) seperti industri perfilman, seni pertunjukan dan seni rupa. Di samping itu, para pelaku ekonomi kreatif dan startup tidak dapat menembus pembiayaan lembaga keuangan perbankan dan non bank karena adanya masalah collateral gap, salah satu syarat mendapatkan pembiayaan adalah adanya jaminan berupa fix collateral atau aset properti.
Kendala lain dalam pengembangan startup terkait dengan prosedur dan persyaratan kredit perbankan yang relatif rumit dan birokratis, serta tingginya bunga kredit perbankan terutama untuk modal investasi sehingga menyulitkan subsektor ekonomi kreatif tumbuh secara menyeluruh.
Mendorong Bisnis Startup
Berkaitan dengan hal di atas, sejumlah Kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan institusi lainnya turun tangan untuk mendorong dan mendukung berkembangnya bisnis startup di Indonesia. Diantaranya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Bank Mandiri yang meluncurkan program inkubasi bisnis bagi startup di Indonesia.
Pada program inkubasi ini, para pelaku startup yang hanya memiliki ide namun tidak tahu langkah selanjutnya dalam mengembangkan isunya bisa mendapatkan binaan, pelatihan hingga diberikan cara bagaimana membuat laporan keuangan, dan bagaimana membuat perusahan terbatas (PT).
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, inkubator betul-betul bisa memberikan dan menjadi solusi soal masalah permodalan yang dialami usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM dan memberikan binaan SDM, kita berharap pasar modal ingin menunjukan kita mendukung agar UMKM dan perusahaan startup bisa menjadi perusahaan besar,” kata Nurhaida.
Sementara itu, Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, program inkubasi menjadi salah satu upaya pasar modal dalam mendorong dan mengembangkan startup menjadi perusahaan yang besar dan melantai di pasar modal. Dalam program inkubasi ini para startup yang terlibat dibina mulai dari membuat laporan keuangan, hingga siap go public.
Dapat dibayangkan banyak kreatif yang punya ide di startup, tapi di rumah mereka komputernya rebutan, ruangannya rebutan, wifi-nya maju mundur. “Di sini kita manjakan dengan fasilitas, kita sediakan makan minum, 7 hari seminggu. Mereka tidak boleh terima tamu, di sini mereka kerja, disediakan ruang ngobrol, diharapkan dengan fasilitas ini akan diberikan pembelajaran seperti cara bikin laporan keuangan, PT, nanti kita kenalkan, diharapkan berkembang,” ungkapnya.
Tito Sulistio menyebutkan, para pemilik ide bisa mendapatkan manfaat dalam mengembangkan idenya tersebut. Sebab, melalui program inkubasi bisnis ini akan diberikan pelatihan, bimbingan, akses pendanaan, serta penyelenggaraan acara yang berkaitan dengan startup.
Bursa Efek Indonesia telah resmi meluncurkan program IDX Incubator yang merupakan program inkubasi bisnis bagi startup berbasis digital yang diinisiasi oleh Bursa Efek Indonesia untuk mengembangkan startup tidak hanya dari segi produk namun juga dari segala aspek bisnis.
IDX Incubator juga merupakan program pelatihan terstruktur antara lain training, workshop, mentoring dan event. Tahapan pelatihan dari program IDX Incubator antara lain, seperti idea validation di mana peserta akan memvalidasi ide atau proyek yang sedang dijalankan menjadi suatu ide atau proyek yang dapat direalisasikan.
Dorongan Go International
Tak hanya berkembang di dalam negeri, bisnis starup juga terus didorong agar bisa go internasional. Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, bisnis starup UMKM perlu terus didorong agar bisa naik kelas, hingga bisa go internasional. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan BUMN diminta memfasilitasi kebutuhan UMKM agar bisa menjadi perusahaan besar.
Pada saat ini perkembangan bisnis startup UMKM terbentur oleh keterbatasan modal dan tertinggal dalam pemanfaatan teknologi modern. Dalam hal ini, BUMN diharapkan bisa menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam meningkatkan kelas bisnis startup UMKM menjadi perusahaan kelas atas. Hampir semua sektor di BUMN bisa membantu, seperti perbankan, jaminan kredit, layanan digital, transportasi dan sebagainya.
Menurut Rini Soemarno, pada saat ini banyak UMKM potensial dan diharapkan dalam waktu mendatang sudah bisa menjadi pengusaha besar di dalam negeri. Namun begitu, dibutuhkan penggunaan teknologi untuk mendorong UMKM berkembang. Selain itu, UMKM juga harus memperhatikan hak paten produk hingga kemasan. “Produk kita itu sebenarnya sudah sangat bagus, good taste. Kekurangannya seringkali packaging atau kemasan yang kurang menarik. Padahal, apapun barang yang kurang bagus, kalau di-package bagus, jadi lebih menarik,” kata Rini Soemarno, beberapa waktu lalu.
Perusahaan BUMN diminta bersinergi membangun Rumah Kreatif BUMN (RKB) dan wadah bagi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah tersebut terus tumbuh di seluruh Indonesia. Di antara perusahaan BUMN yang telah banyak membangun RKB adalah Bank BNI, Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BRI, PLN, Pertamina dan Telkom.
Selain itu, melalui RKB juga ada pustaka digital dari buku-buku yang dihasilkan Balai Pustaka agar bisa diakses masyarakat. Bahkan RKB dapat terus melakukan ekspansi bukan hanya ke UMKM, namun kepada startup sehingga kalangan pebisnis generasi muda bisa terdorong menjadi lebih berkembang. (Achmad Ichsan dan Ahmad Jauhari)