Berbagai sudut pandang kehidupan ditelaah dengan pasti dan menjadi dasar berpikir, merupakan cara eksplorasi atau pencarian dalam menguji pemikiran. Lukisan sebagai simbol yang dapat menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi terjabarkan dengan baik.Menjadi tumpuan pandangan yang membatasi penglihatan mendapat representasi keseluruhan gambaran apa yang hendak dijadikan fokus gambar atau wacana.
Melalui sudut pandang tersebut, deretan lukisan yang terpajang dapat dimengerti artinya secara verbal. Misalnya, lukisan tentang bunga, rumah atau pohon bahkan gunung, mendapatkan interpretasi yang semestinya karena bentuk-bentuk yang tersaji di atas kanvas, bahan lukis.
Pameran tunggal Syakieb Sungkar, yang dilaksanakan di Cemara 6 Galeri dan Museum, l Cemara, Menteng, Jakarta merupakan konstruksi visual yang dibangun Syakieb Sungkar dalam pengertian Mimpi-Mimpi, sebagai judul pameran disematkan kata Dreams. Kekuatan visual yang memberi batasan tentang mimpi-mimpi dijadikan landasan secara keseluruhan dari semua karya yang terpajang.
Pameran dapat disaksikan antara 3-17 Juni 2023, sedangkan tanggal 10 Juni 2023, diadakan art talk, yang menjadi pembicara: Dr Anna Sungkar, S Sn, M Sn, kurator pameran Dr Citra Smara Dewi, S Sn, M Sn, Kurator Galeri Nasional Indonesia, Asmudjo J.Irianto, Kurator Independent, selaku moderator: Bagus Purwoadi, Dosen FSRD IKJ. Acara akan diselenggarakan pada pukul 14.00-16.00.
Berbagai representasi yang terlukis merupakan pengertian-pengertian atas mimpi yang ditelaah pelukisnya untuk dituangkan menjadi obyek lukisan. Apa yang ada dalam pemikiran merupakan subyektivitas pelukis menghadapi apa yang dibayangkan dalam kesehariannya. Bagaimana mengambil sudut pandang, menjadikan kerja-kerja eksploratif yang menjadi kualitas lukisan yang terpajang dalam ruang pamer.
“Kuncinya adalah pergerakan dinamis karena terus mengeksplorasi”,tulis Anna Sungkar dalam catatan kuratorial pameran.
Melalui eksplorasi yang dilakukan Syakieb dalam melukis memunculkan keragaman sudut pandang sekaligus perbedaan antara satu kanvas dengan kanvas lainnya. Inilah yang memperlihatkan kerja-kerja total kesenian dalam melukis muncul dan terlihat serta terasa ketika dinikmati secara keseluruhan. (Frigidanto Agung)