Gitar akustik produksi Genta Guitar Factory (GGF) yang berada di jalan AH Nasution di kawasan Bandung Timur, seperti jauh dari hingar bingarnya keramaian promo alat musik kawakan, seperti Gibson atau Fender. Namun demikian, produk GGF boleh dibilang sudah mendunia dan digunakan banyak musisi kondang, seperti Hari Pochang, Abah Iwan Abdurachman, Ferry Curtis.
Pabrik gitar asli Bandung ini terus mengukir sejarah musik baik di dunia maupun tanah air. Pemilik GGF, Chairul Yaqin Hidayat politisi yang juga seorang pelaku seni mengakui, kualitas dari gitar Genta sudah bisa menyamai produk-produk dari luar negeri. “Untuk gitar akustiknya, sudah mendapatkan penghargaan hingga lima kali, the best acoustic gitar di inggris. Dengan komponen lokalnya mencapai 80 persen. hal ini menunjukan penggerak ekonomi kreatif adalah industri musik.” ujarnya.
Ruli, sapaan akrabnya, mengatakan, Industri gitar di kota Bandung khususnya gitar akustik tidak bisa dilepaskan dari dua nama, yaitu empu gitar Bandung, Ki Anong Naeni dan Raden Mahyar.
Perbincangan berlanjut, rekan Ruli-Suar Nasution menambahkan, bahwa gitar itu bukan hanya sebagai alat hiburan, tapi buatlah gitar itu sebagai alat pendidikan. Karena berawal dari musik banyak hal yang bisa diajarkan seperti etika, kedisiplinan dan empati, sehingga dengan cara itu bisa mengembangkan industri alat musik ini kedepannya.
Sebagian besar, gitar dan ukulele produksi Genta di jual ke pasar mancanegara, bahkan untuk ukulele pernah mendapatkan order dari Hawaii. Secara kualitas sudah tidak terbantahkan lagi, secara harga juga kompetitif dengan barang-barang sejenis yang datang dari negara asing.
Jika industri dalam negeri maju efeknya akan banyak, salah satunya selain cadangan devisa terdongkrak, akan memacu pertumbuhan UKM dan industri musik dalam negeri, bisa menyerap tenaga kerja dan mengurangi penganguran terdidik yang saban tahun terus bertambah.
Setelah melalui perjalanan panjang, GGF suah memproduksi berbagai model gitar yang dikenal para musisi memiliki bahan baku kayu berkualitas tinggi. Soundboard/ Top wood dibentuk dari pohon pinus Sitka, Engelmann dari Eropa, aras merah (Western Red Cedar), mahoni, mangga dan akasia Jawa. Sementara punggung dan sisi gitar dibentuk dari mahoni, sonokeling India dan eboni Makassar.
Hingga kini sudah ribuan gitar yang dihasilkan para perajin urang Bandung itu dan telah menyebar hampir ke seluruh benua. Bahkan mampu meraih sejumlah penghargaan Internasional-NAMM Milestone Award pada 2009 yang ikut mengharumkan nama Indonesia di belantika musik internasional. Tapi ternyata diabaikan di pasar domestik. Seharusnya kita ngga usah malu membeli dan menggunakan produk Nasional “Ayo Belanja Produk asli urang Bandung,” himbau Ruli. (Adyan Soeseno)