Penggunaan aksesories mampu meningkatkan rasa percaya diri bagi pemakainya, serta dapat mempercantik penampilan. Salah satu aksesoris tersebut adalah, perhiasan Giwang Bali yang berbahan baku dari emas dengan label Khayangan.
Kerajinan perhiasan emas dengan label Khayangan di produksi oleh I Nyoman Djabud yang merupakan salah satu perajin perhiasan perak dan emas yang cukup populer di pulau dewata. I Nyoman Djabud merupakan perajin yang lebih dari 40 tahun sudah berkecimpung di bidang kerajinan dan merancang perhiasan.
Sudah ratusan desain perhiasan emas baru setiap tahun yang di produksi I Nyoman Djabud, antara lain anting, bros, gelang, kalung, liontin, perhiasan hiasan, dan aksesoris lainnya yang bermaterialkan logam mulia yang mengandung perak 18 karat, 22 karat dan emas 24 karat.
Dalam menjalankan usahanya, I Nyoman Djabud mempekerjakan puluhan perajin profesional yang mengerti betul menjaga kualitas mutu. Karena produk Kerajinan emas dari khayangan selalu menjaga kualitas produk, yang berkarakter seni budaya Bali yang ditonjolkan secara detail di setiap produknya.
Menurut I Nyoman Djabud, pembuatan Giwang Bali dengan label Khayangan berbeda dengan kerajinan yang lain. Perhiasan emas yang dibuatnya, sangat eksotis dipadu dengan ornamen ukiran khas budaya Bali. Ia ingin memberikan sebuah produk yang unik dan indah bagi penggunanya.
Kini, Khayangan Gallery dikelola oleh Citra Novia Antono kelahiran 27 Januari 1995 yang merupakan generasi ketiga dari keluarga I Nyoman Djabud. Citra pun berkomitmen, akan tetap menjaga kualitas kerajinan perhiasan logam mulia khas ukiran budaya Bali tersebut.
Citra mengatakan, ia juga tetap mempertahankan nilai-nilai unsur dari budaya masyarakat Bali yang terpatri dan terukir di seluruh produk perhiasan. Hal ini dilakukan, lanjutnya, sebagai upaya ikut mempertahankan warisan leluhur dan menjaga kepercayaan para pelanggan setia Khayangan Gallery yang sangat mencintai perhiasan dari ukiran Bali.
Wanita lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Udayana Bali ini menjelaskan, sudah ribuan produk yang berhasil diciptakan oleh I Nyoman Djabud dan sudah banyak digunakan oleh para pelanggannya yang berasal dari luar Bali yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya serta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke pulau dewata.
“Harga yang ditawarkan oleh Khayangan Gallery untuk produk perhiasan sangat bervariasi, antara Rp100.000 untuk produk giwang bermaterialkan tembaga hingga harga Rp225 juta untuk kerajinan tangan berbahan baku logam mulia berupa emas murni,” ujar Citra.
Walaupun persaingan bisnis untuk kerajinan perhiasan di Bali begitu ketat, lanjut Citra, Khayangan Gallery tetap komitmen untuk terus mengembangkan usahanya dan melakukan inovasi produk berdasarkan kebutuhan konsumen. Artinya, jelas Citra, selalu mengikuti selera pasar baik domestik maupun mancanegara tetapi tidak menghilangkan nilai sejarah dari seni khas masyarakat Bali yang selalu melekat di setiap produk kerajinan Khayangan Gallery.
Citra menjelaskan, selain menerapkan pelayanan jual secara langsung, khayangan Gallery juga menggunakan sarana media sosial dalam melakukan pemasaran dan dapat dijumpai di instagram @gowang bali dan alamat web di http://www.giwangbali.com. “Melalui penjualan online sangat menguntungkan sebab, purna jual dapat meningkat dua kali lipat dari penjualan konvensional di gallery,” ucapnya.
Untuk menjaga kualitas mutu agar tetap prima, Citra mengatakan, Khayangan Gallery menerapkan pola pengiriman barang langsung kepada para pelanggannya ke seluruh kota di Indonesia.
Ke depan, Khayangan Gallery akan terus berinovasi dalam menciptakan produk dan mendesain model-model perhiasan terbaru berdasarkan kebutuhan pasar moderen. Citra berharap, setiap produk baru mampu meningkatkan rasa percaya diri bagi kaum wanita yang menggunakan produk kerajinan dari khayangan gallery, serta mampu mempercantik penampilan bagi kaum hawa yang menggunakan perhiasan berukiran budaya Bali yang klasik dan menawan. [Agus Sukmadi]