Jakarta, 23 Oktober 2019 – Gelaran pameran industri hospitality dan desain satu-satunya di Indonesia, Hospitality Indonesia resmi digelar hari ini, Rabu, 23 Oktober 2019 di Hall A – Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran Jakarta. Ini adalah tahun kedua Hospitality Indonesia diadakan setelah edisi pertama sukses pada 2018.
Pameran yang merupakan sinergi antara API Traya dan JIExpo Kemayoran Jakarta, serta didukung oleh Kementerian Perindustrian, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia Furniture & Craft Promotion Forum (IFPF) ini berlangsung selama 4 hari yakni dari 23-26 Oktober 2019. Adapun tema yang diangkat adalah “Engage the Future of Hospitality”.
“Dengan mengusung konsep Business To Business (B to B), Hospitality Indonesia akan menjadi pendorong meningkatnya transaksi bisnis antara para pelaku industri hospitality dengan para buyers, baik lokal maupun internasional sekaligus pemicu pertumbuhan pariwisata di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur Traya Eksibisi Internasional, Bambang Setiawan.
Lebih lanjut, Bambang Setiawan mengatakan, industri hospitality dan pariwisata adalah dua hal yang saling berkaitan. Bambang menyebut, dari 14 aspek yang dinilai dalam Indeks Daya Saing Pariwisata Asia Tenggara (Travel & Tourism Competitiveness Index) salah satunya adalah infrastruktur pelayanan pariwisata, yang unsur di dalamnya mencakup bidang akomodasi, restoran dan fasilitas wisata lainnya. Tentu saja faktor ini juga tidak bisa dilepaskan dari bidang desain, mebel, kriya dan bahkan horeca (Hotel, Restoran, dan Café).
Sunardi M. Sinaga, Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi menyampaikan apresiasi terhadap gelaran Hospitality Indonesia. Jakarta semakin tumbuh sebagai kota dengan perkembangan pariwisata paling prospektif setelah Bali.
“Jakarta didapuk menjadi kota dengan pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia pada 2017 oleh World Travel and Tourism Council (WTTC). Ini menjadi tantangan bagi kami untuk semakin berbenah meningkatkan pelayanan dan infrastruktur transportasi yang memperlancar mobilitas sehingga dapat mendorong investasi bisnis, khususnya di bidang pariwisata yang mengalami tren kenaikan positif ,” pungkasnya.
Terlebih Jakarta saat ini menurutnya merupakan daerah dengan konsumen tertinggi untuk produk sandang, pangan dan papan. Ini membuka peluang besar bagi pelaku usaha mebel dari luar daerah untuk memasarkan produknya di Jakarta. “Saya berharap Hospitality Indonesia bisa menjadi agenda rutin dan dilaksanakan dalam rangkaian HUT DKI Jakarta sehingga dapat lebih mendorong pertumbuhan ekonomi baik secara lokal maupun global,” ujar Sunardi M. SInaga.
Abdul Rochim, M.Si Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dalam sambutannya menyampaikan, acara ini sangat penting dalam mendorong perkembangan industri furnitur nasional.
Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang 2018, kontribusi industri furnitur terhadap PDB industri nonmigas sebesar 1,36%. Kinerja ekspor industri furnitur Indonesia dalam tiga tahun terakhir juga menunjukkan tren kenaikan. Pada 2016, nilai ekspornya sebesar US$1,60 miliar, naik menjadi US$1,63 miliar pada 2017. Sepanjang 2018, nilai ekspor produk furnitur nasional kembali mengalami kenaikan hingga US$1,69 miliar atau naik 4%. Dan, Indonesia baru berada di peringkat 21 dunia. “Saya optimis peringkat Indonesia bisa melesat karena kita memiliki keunggulan kompetitif seperti ketersediaan bahan baku dan SDM yang melimpah. Kita harus berkolaborasi meningkatkan ekspor furniture. Kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara merupakan pasar furniture yang strategis,” ungkapnya
Ketua Umum Indonesia Furniture Promotion Forum (IFPF), Erie Sasmito, memandang ajang ini sebagai stimulator yang kuat bagi pelaku industri Hospitality Indonesia untuk lebih berani berkreasi demi memenuhi kebutuhan pasar. Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII), Rohadi mengungkapkan, perlunya dibuat roadmap pengembangan industri hospitality sehingga memperoleh kesepahaman bersama yang mengacu pada arah dan target yang jelas antara para pelaku bisnis industri hospitality, desainer, dan pemerintah.
Bertempat di area seluas 8000 meter persegi, Hospitality Indonesia melibatkan lebih dari 100 peserta pameran. Mereka terdiri dari tiga sektor yakni Furniture & Craft Indonesia, Mozaik Indonesia dan Hotel Sourcing Indonesia.
Sementara sektor Hotel Sourcing Indonesia menyajikan sejumlah brand kenamaan seperti Suparma, BenQ dan Massindo Karya Prima yang akan tampil lewat berbagai terobosan pada mattress design & technology, tableware, horeca equipment, hospitality technology, hingga perlengkapan spa dan wellness.
Dalam suguhan beragam produk desain, kriya, mebel dan horeca bermutu tinggi, Hospitality Indonesia siap menjawab kebutuhan desain, interior hotel restoran dan cafe (horeca), para pelaku bisnis hospitality lainnya termasuk pemilik co-working space, industri e-commerce, distributor dan masyarakat umum.
Selain display produk, Hospitality Indonesia untuk pertama kalinya, akan memberikan penghargaan Gold Designer kepada desainer yang berprestasi atas karya-karyanya dalam bidang hospitality. Adapun penerima penghargaan Gold Designer tahun ini jatuh kepada Eugenio Hendro yang kini berkolaborasi dengan Bramble Furniture, sebuah perusahaan furnitur berbasis di AS yang berfokus pada furniture buatan tangan (handmade) di Indonesia. Bagi para pengunjung yang penasaran melihat karyanya, dapat berkunjung ke instalasi desain dalam “The Lobby by Bramble” berupa dua buah ruang yang memadukan unsur bumi dan laut yang terletak di Hall A1 dan A3 di JIExpo.
Hospitality Indonesia juga sekaligus menjadi ajang edukasi desain kepada masyarakat tentang tren yang berkembang yang diinternalisasikan dalam rangkaian seminar dan workshop inspiratif bertajuk InspireTalk dengan menghadirkan para pembicara kompeten di bidang hospitality dan desain.
Dari HDII menghadirkan 2 desainer Indonesia yaitu William K. Patty dari Hadiprana dan Ariya Sradha dari Tata Wastu Asia yang banyak mendebutkan karya desain hotel di Indonesia dan luar negeri. Mereka siap berbagi pengalaman, idea, dan tren terkini khususnya dalam desain resort dan business hotel (23 Oktober 2019). Topik lainnya yang menarik diangkat bertajuk “The Lobby : Inspired by Land and Sea:, “Think Thank Talks by Anabata (23 Oktober 2019) dan ‘Smart Comfort Seminar by Spring Air” (25 Oktober 2019).
Pada hari terakhir, Sabtu, 26 Oktober 2019, Hospitality Indonesia mengundang masyarakat umum untuk datang tanpa dikenakan tiket masuk mulai dari pukul 10.00-17.00 WIB. Selain berkesempatan mendapatkan inspirasi terkait tren hospitality terkini, masyarakat umum dapat pula membeli produk-produk interior, tableware, dan spa langsung dari produsen dengan harga promo. ( Iko Muhyidin )