Diramaikan 1.222 Booth, ASEPHI Targetkan Transaksi Produk Kerajinan Capai 12 Juta Dolar AS
Pameran terbesar di ASEAN, INACRAFT kembali diselenggarakan tahun ini. Menghadirkan 1.222 booth berbagai produk kerajinan di seluruh wilayah di Indonesia, INACRAFT ditargetkan bisa menembus di atas transaksi atau kontrak dagang pada penyelenggaraan di tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 mencapai 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 182,14 miliar.
INACRAFT 2023 menjadi tahun kedua penyelenggaran pameran kerajinan kedua yang digelar dalam dua kali setahun, setelah di tahun 2022. Rencananya INACRAFT 2023 akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), pada 1-5 Maret 2023. Dan pada Oktober 2023 di JCC pada 2-6 Oktober 2023. Yang rencana INACRAFT 2023 bakal dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pameran INACRAFT diprakarsai oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) dan bekerja sama dengan PT Mediatama Binakreasi.
Ketua Umum DPP ASEPHI Muchsin Ridjan menyatakan, penyelenggaran tahun ini baik dari sisi tenant/booth dan masyarakat sangatlah antusias. Hal ini terbukti dari booking-an 1.222 booth sudah full.
“Kami sangat mengharapkan sekali INACRAFT bisa terselenggara rutin. Kami dari ASEPHI sejak 22 tahun lalu menyelenggarakan INACRAFT, saat ini telah menjelma sebagai wadah dari komunitas kerajinan dan bukan hanya sekadar pameran saja,” ucapnya dalam acara Technical Meeting The 23rd Jakarta International Handicraft Trade Fair-INACRAFT 2023, di JCC, Senayan, Jakarta (9/2).
Muchsin meyakini, penyelenggaraan INACRAFT menjadi upaya dari para perajin dan pelaku UMKM kerajinan untuk terus bangkit dan terus berkembang. Tak hanya di dalam negeri, tetapi juga go ekspor secara global. Sebab diakuinya, industri kerajinan Tanah Air belum berkembang seperti yang diharapkan. Terutama craft murni yang masih butuh perjuangan, seperti kerajinan batu dan kayu.
“Kami berupaya sebagai ujung tombak dari sisi penjualan dan pemasaran. Kami harapkan bisa terus bangkit. Dan kami tidak bisa sendiri butuh dukungan dan kerja sama berbagai pihak. Kerajinan ini adalah budaya bangsa yang mesti dilestarikan. Untuk itu pada penyelenggaraan INACRAFT juga akan digelar seminar terkait budaya dan craft,” tegasnya.
Diungkapkan Muchsin, ia mengapresiasi support Pemerintah. Terbukti dengan partisipasi beberapa kementerian yang terkait. Termasuk BUMN yang ikut berpartisipasi dan BNI menjadi pendukung utama.
Diramaikan 5 Kementerian
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal BPP ASEPHI sekaligus PO INACRAFT Baby Jurmawati Djuri mengatakan, target transaksi INACRAFT 2023 pada penyelenggaraan Maret nanti diharapkan bisa mencapai 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 182,14 miliar.
“Harapannya minimal sama dengan penyelenggaraan tahun 2019 yaitu sebelum pandemi Covid-19, termasuk dengan jumlah pengunjung yang ditargetkan sebesar 60 ribu sampai 70 ribu, setengah dari biasanya kunjungan mencapai 150 ribu pengunjung,” ucap Baby.
Ia menjelaskan, secara konsep penyelenggaraan pada Maret masih mengangkat Icon daerah yang dipilih. Di mana tahun ini dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemilihan tersebut berdasarkan beauty contest yang dilakukan oleh ASEPHI. Dalam prosesnya, Sulsel bersaing dengan Lampung. Namun tahun depan sudah dipastikan Icon daerah yang sudah terpilih adalah daerah Banten.
“Untuk kepesertaan, INACRAFT diikuti oleh anggota ASEPHI yang mencapai 70 persen atau sebanyak 879 anggota. Kemudian 33 peserta diikuti dari non anggota, dan sisanya dari Kementerian dan BUMN,” rinci Baby.
Tahun ini tercatat ada 5 kementerian yang turut meramaikan INACRAFT yaitu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Perbedaannya, tahun ini INACRAFT tidak bisa menghadirkan countrypreneur, yakni dari Uzbekistan. Namun mengingat situasi politik Eropa Timur bergejolak, rencana tersebut pun dibatalkan. “Namun mereka janji tahun depan untuk hadir,” ungkap Baby.
Sementara untuk produk kerajinan yang dihadirkan merupakan produk-produk Indonesia mulai dari Batik, Tenun, Fashion & Embroidery. Alas Kaki, & Perlengkapan Travel, Perhiasan & Aksesoris, Peralatan Ruman Tangga, Cindera Mata, Produk Dekoratif, Mainan hingga Kerajinan lainnya.
Direktur PT Mediatama Binakreasi Umi Noor Wijiati menambahkan, jelang digelarnya INACRAFT pada Maret 2023 mendatang, saat ini persiapan sudah mencapai 90 persen, hanya tinggal produksi. Tinggal perizinan dari kepolisian. “Karena meskipun PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sudah ditarik oleh Pemerintah, proses perizinan tetap ada pengawasan dan pertimbangan oleh Satgas Covid-19,” jelasnya.
Sama seperti penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, untuk hadir dalam INACRAFT pengunjung bakal dikenakan tarif sebesar Rp 25 ribu. Meski begitu, Umi menyakini, antusiasme pengunjung tidak akan pernah surut alias tetap tinggi.
“Tahun 2021 INACRAFT sempat vakum. Namun penyelenggaraan Maret 2022, yang merupakan pameran pertama digelar dan dibuka oleh RI 1, Alhamdulilllah pengunjungnya dari 2019 hanya turun 10 persen. Karena rata-rata pengunjung itu kangen dengan pameran kerajinan yang paling dicari,” pungkasnya. (Achmad Ichsan)