Jam tangan kayu hasil produksi perajin Kulon Progo mendapat banyak pesanan dari pembeli luar negeri. Keunggulan dari produk kerajinan ini karena unik dan ramah lingkungan.
Kerajinan limbah kayu industri jam tangan kayu buatan perajin Dusun Madigondo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta diminati pasar mancanegara. Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kulon Progo Niken Progo, enam negara yang memesan jam tangan dan kaca mata kayu dari Kulon Progo yaitu Russia, Vietnam, Pakistan, Ekuador, Oman, dan Panama.
Pengrajin jam kayu Samigaluh memanfaatkan limbah kayu sisa industri yang sebelumnya hanya terbuang sia-sia dan hanya digunakan sebagai kayu bakar. Melihat limbah yang melimpah tersebut sejumlah perajin memanfaatkannya untuk produk kerajinan agar memiliki nilai ekonomi.
Limbah kayu jati, mahoni, sonokeling hingga kayu nangka selama ini banyak ditemui di wilayah Samigaluh dan hanya terbuang percuma saja. Daripada hanya terbuang percuma, para perajin kemudian mencoba memanfaatkan limbah kayu tersebut untuk pembuatan jam tangan kayu.
Para perajin Samigaluh mampu mengolah limbah kayu menjadi berbagai kerajinan unik dan bernilai ekonomi tinggi. Mereka tekun dan telaten karena proses pembuatan jam tangan kayu dilakukan secara manual agar detail jam tangan lebih eksotis. Selain unik, kerajinan berbahan limbah kayu ini juga ramah lingkungan dan anti alergi.
Produk kerajinan jam tangan kayu dijual para perajin dengan harga cukup mahal. Untuk jam tangan kayu dijual dengan harga antara Rp 750 ribu hingga Rp 2 juta per buah, tergantung bahan dan tingkat kerumitan pembuatannya.
Ada beberapa jenis jam tangan kayu buatan perajin Indonesia yang terkenal di pasar mancanegara. Jam tangan kayu buatan Indonesia diburu penggemarnya sebagai salah satu fashion item yang wajib mereka miliki. Selain fungsi utamanya sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga bisa menjadi symbol selera fashion seseorang.
Kini jam tangan kayu juga memiliki berbagai macam model. Jam tangan kayu memiliki banyak keunikan dan juga ramah lingkungan. Setidaknya ada 10 model jam tangan kayu asli Indonesia yang diburu para penggemar jam tangan mancanegara. Pertama, Mink merupakan salah satu brand jam tangan kayu yang terbuat dari kayu maple dan cherry. Bentuk jam Mink sangat khas yaitu gaya minimalis dengan bentuk jamnya yang selalu bulat.
Kedua, Woodka yaitu jam tangan kayu yang memiliki ciri khas sangat menarik dengan tali terbuat dari kain atau kulit khas Indonesia. Jam tangan ini terbuat dari kayu pinus Jerman, rosewood dan kayu jati. Sementara itu, desain jam kayu ini dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan tampilan yang elegan.
Ketiga, NoL ID yaitu jam tangan kayu berbentu sederhana yang memiliki ciri khas pada bagian pinggir jamnya yang tebal dan talinya sederhana dari kulit sapi tanpa jahitan.
Keempat, Hand2craft yaitu jam tangan kayu untuk kaum pria. Jam tangan ini memiliki tiga model, yaitu Plana, Kaso dan Selasar. Beda model maka beda pula bahan yang digunakan, namun semuanya tetap menggunakan bahan dasar dari kayu.
Kelima, NR Bowties yaitu jam tangan kayu yang diproduksi oleh perajin dasi kupu-kupu. Jam tangan kayu ini memiliki lima model, dan empat model di antaranya dibuat secara khusus berpasang-pasangan. Jam tangan ini bisa dibeli untuk digunakan bersama pacar atau pasangan hidupnya.
Unik, Elegan dan Menjanjikan
Jam tangan terbuat dari kayu kini banyak peminatnya. Fashion item yang satu ini kini menjadi salah satu produk kerajinan tangan yang paling banyak dicari oleh para pecinta mode.
Fenomena jam tangan kayu yang sudah muncul sejak beberapa tahun lalu dipicu oleh maraknya pemakaian kayu sebagai bahan utama untuk beragam kerajinan tangan yang tidak biasa. Para pengrajin di Indonesia kemudian melihat hal ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Terlebih seiring dengan perkembangan zaman, jam tangan kini tidak hanya dilihat sebagai penunjuk waktu saja namun juga sebagai fashion statement bagi si pemakainya.
Selain karena keunikannya dalam menampilkan tekstur kayu yang alami, tampilan jam tangan kayu ini terkesan elegan dan mewah melalui warna asli kayu yang khas. Jam tangan kayu juga bisa menjadi alternatif lain bagi para pecinta fashion yang memiliki kulit sensitif terhadap penggunaan material logam mulia.
Selain itu, kemunculan jam tangan kayu didorong oleh kecintaan para perajin akan kekayaan budaya Indonesia untuk berkarya nyata. Tak sedikit para perajin yang semula menjualkan produk orang lain yang bernuansa etnik kemudian memproduksi sendiri jam tangan kayu yang ternyata banyak peminatnya.
Memang terbuka peluang yang besar, namun untuk menekuni usaha kerajinan jam tangan kayu dibutuhkan ketelatenan tersendiri. Salah satu produsen jam tangan kayu yang bertekad menekuni usaha ini adalah Pala Nusantara. Menurut Ilham Pinastiko, CEO Pala Nusantara, jam tangan kayu Pala Nusantara memiliki penampilan yang berbeda, yaitu menyusupkan identitas beberapa wilayah eksostis di Indonesia ke dalam produk jam tangan.
Ada tiga varian jam tangan Pala Nusantara yang dibedakan berdasarkan warna, yakni Merah, Biru dan Coklat. Pala Merah mewakili suku Toraja, di mana kebanyakan dari kerajinan ukiran kayu khas setempat berwarna merah. Pala Biru diadaptasi dari suku Baduy yang memiliki kekhasan dalam berpakaian. Kemudian, Pala Coklat diadaptasi dari warna tanah yang menjadi simbol rakyat Jawa dalam berpikir dan berperilaku.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi jam tangan Pala Nusantara adalah perpaduan dari kayu sonokeling, eboni dan maple. Sementara untuk mesin jam diimpor langsung dari Jepang. Boks yang juga terbuat dari kayu menambah kesempurnaan atas cita rasa eksotis dari produk jam tangan kayu ini. Adapun harga dari masing-masing jam tersebut sekitar Rp 960 ribu.
Walaupun sudah dijual tapi status jam tangan kayu ini masih dikembangkan. Menurut Ilham Pinastiko, pihaknya belum puas dan masih mencari titik kesempurnaan. Keuntungan yang diperoleh digunakan lagi untuk modal pengembangan, perputaran modalnya seperti obat nyamuk yang terus berkembang semakin membesar. (Ahmad Jauhari)