• Inacraft News
  • Editor’s Note
  • Redaksi
  • Info Iklan
Inacraft News
  • Home
  • Cover Story
  • Focus ASEPHI
  • Product
  • SMEs
  • Design
  • Art
  • Inspiration
  • e-Magazine
  • Warta Inacraft
  • More …
    • Figure
    • Celebrity
    • Travel
    • Fashion
    • Regional Report
    • Tech Craft
    • Finance & Banking
    • Business
    • Vacation
    • CSR
    • Review
    • Event
    • Agenda Asephi
    • How to Do
    • QUIZ
No Result
View All Result
  • Home
  • Cover Story
  • Focus ASEPHI
  • Product
  • SMEs
  • Design
  • Art
  • Inspiration
  • e-Magazine
  • Warta Inacraft
  • More …
    • Figure
    • Celebrity
    • Travel
    • Fashion
    • Regional Report
    • Tech Craft
    • Finance & Banking
    • Business
    • Vacation
    • CSR
    • Review
    • Event
    • Agenda Asephi
    • How to Do
    • QUIZ
No Result
View All Result
Inacraft News
No Result
View All Result
Home Headlines

Jogja Masih Menjadi Magnet Bagi Wisatawan

Eddy Purwanto by Eddy Purwanto
March 11, 2025
in Headlines, Regional Report, Travel
0
Jogja Masih Menjadi Magnet Bagi Wisatawan
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Yogjakarta (Jogja) selalu menjadi pilihan destinasi para wisatawan untuk berlibur bersama keluarga, teman maupun pasangan. Berbagai pilihan tempat wisata tersedia di Jogja, mulai dari wisata alam, rekreasi, budaya sampai kuliner.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi mengatakan, keberagaman tempat wisata di Jogja di dominasi oleh wisata alam. Wisata alam di Jogja ini masih sangat asri, bahkan ada beberapa tempat wisata terbaru di Jogja yang dibuka tahun ini. Munculnya obyek-obyek baru ini mendapat respon positif dari wisatawan. “Hal tersebut terbukti dari tingkat kunjungannya yang selalu membludak di tiap akhir pekan,” ujarnya.

Terlebih lagi Jogja merupakan kota wisata, bertambahnya destinasi-destinasi baru akan menambah pesat kemajuan perekenomian di industri pariwisata. Meskipun secara geografis letak kota Jogja berada di sisi selatan pulau jawa, namun akses menuju ke jogja cukup mudah. Ada 4 dari 5 kabupaten di Jogja, yang kaya akan wisata alamnya, yaitu Kabuppaten Gunung kidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Kulon Progo.

Gunung Kidul, kabupaten ini terkenal dengan destinasi wisata alamnya yaitu Goa Pindul. Goa Pindul saat ini menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Yogjakarta. Keseruannya mengarungi sungai dalam gua menggunakan ban patut dicoba. Wisata ini sangat aman, karena dilengkapi dengan savety tools dan juga didampingi oleh pemandu wisata.

Karena geografisnya yang didominasi perbukitan dan bebatuan, untuk berkunjung ke Gunung kidul membutuhkan waktu setidaknya dua jam dari pusat kota Jogja.
Bantul, adalah kabupaten di Jogja yang terkenal dengan masyarakatnya yang gemar bergotong royong dan santun. Sikap yang santun dan murah senyum membuat wisatawan berkesan tiap kali berkunjung ke Bantul.

Kulon Progo, memiliki destinasi wisata alam yang cukup terkenal saat ini, yaitu wisata Kalibiru. Kalibiru merupakan spot foto paling populer di Jogja. Kunjungan wisatawan ke Kalibiru selalu ada setiap harinya, meskipun hanya ingin berfoto di atas pohon dengan backgroud birunya Waduk Sermo.

Kabupaten Sleman, yaitu kabupaten yang berada di sisi utara Jogja. Terkenal dengan suhu udaranya yang dingin karena terletak bawah kaki Gunung Merapi. Memiliki destinasi wisata alam yang syarat dengan hijau pepohonan khas pegunungan.

Destinasi Desa Wisata

Selain pantai dan tempat wisata populer yang biasa menjadi destinasi wisatawan, ada juga destinasi yang bisa pembaca kunjungi di Jogja yaitu desa wisata. “Di desa wisata, selain bisa mendapatkan pengalaman yang seru dan menyenangkan, juga bisa belajar mengenai kebudayaan Jawa,” ucap Kepala Dinas Pariwisata DIY.

Salah satu desa wisata terbaik di DIY adalah Desa Krebet. Desa wisata Krebet terletak di Dusun Krebet, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Wilayah tersebut berada kurang lebih 18 km dari pusat kota Yogyakarta. Desa Krebet memperoleh juara I kategori kelembagaan dan sumber daya manusia pada event Anugerah Desa Wisata Indonesia ( ADWI) 2024 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI.

Selain Desa Krebet, ada desa wisata Pentingsari yang telah dikenal internasional. Desa Pentingsari masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).

Desa wisata Pentingsari tergolong sebagai desa wisata dengan konsep sustainable tourism dari kategori pelestarian lingkungan. Keseharian masyarakat yang berdampingan dengan alam menjadi daya tarik desa wisata ini. Seperti membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, hingga belajar membuat tempe bisa kita coba lakukan di Desa Pentingsari.

Sumbu Filosofi Yogyakarta

Dikenal sebagai kota wisata, tidak heran jika ada banyak tempat wisata di sekitar Sumbu Kosmologis Yogyakarta. Bahkan, destinasi tersebut menawarkan pengalaman wisata budaya dan sejarah yang sangat menarik untuk dijelajahi.

Selain keindahan alamnya, Yogyakarta juga terkenal dengan sumbu filosofinya. The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks, atau Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Penetapan ini diumumkan pada pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO ke-45, pada 18 September 2023 lalu di Riyadh, Saudi Arabia. Penetapan tersebut, menjadikan Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia asal Indonesia ke-6 yang telah diakui UNESCO.

Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan, Sumbu Kosmologis Yogyakarta adalah sumbu imajiner yang terbentang sepanjang 6 KM dari Utara ke Selatan. Sumbu imajiner tersebut membentuk garis lurus yang ditarik dari Panggung Krapyak (selatan), Keraton Yogyakarta (tengah), dan Tugu Pal Putih (Tugu Golong Gilig) atau Tugu Yogyakarta (utara).

Namun, lanjutnya, Sumbu Kosmologis di Yogyakarta tidak hanya sekadar sebagai garis imajiner saja. Konon, garis tersebut memiliki sisi spiritual yang diambil dari konsepsi Jawa. Sumbu Kosmologis Yogyakarta merupakan gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono I tahun 1755.

Kala itu, Sultan Hamengku Buwono I membangun Kota Yogyakarta berdasarkan konsep prinsip Jawa yang mengacu pada bentang alam sekitar. Prinsip utama yang dijadikan dasar pembangunannya adalah Hamemayu Hayuning Bawono yang memiliki arti membuat bawono (alam) menjadi hayu (indah) dan rahayu (selamat).

Akhirnya, konsep tersebut diwujudkan dengan menciptakan sumbu imajiner yang melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Garis imajiner Sumbu Kosmologis Yogyakarta menggambarkan perjalanan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi. Contoh, perjalanan dari Panggung Krapyak ke Keraton Yogyakarta mewakili konsep sangkan (asal) dan proses pendewasaan manusia.

Hal ini didasari Panggung Krapyak yang bermakna awal kelahiran. Itu mengapa, perjalanan Panggung Krapyak ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan konsep sangkaning dumadi: perjalanan manusia sejak di dalam rahim, beranjak dewasa, hingga menikah dan punya anak.

Di sisi lain, warna putih pada Tugu Yogyakarta melambangkan kesucian hati. Inilah yang menjadikan perjalanan dari Tugu Yogyakarta ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan perjalanan manusia menghadap Sang Pencipta, sesuai dengan konsep paraning.

Previous Post

Taste Of Asia a Culinary Iftar Journey

Next Post

Vasaka Hotel Jakarta Gelar Berbuka & Berbagi

Next Post
Vasaka Hotel Jakarta Gelar Berbuka & Berbagi

Vasaka Hotel Jakarta Gelar Berbuka & Berbagi

Please login to join discussion

E-Magazine Inacraft News

Warta Inacraft

INACRAFT NEWS

INACRAFT NEWS diterbitkan oleh Badan Pengurus Pusat Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (BPP ASEPHI)

Jl. Wijaya I No.3A, – Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12170
Phone: (62 21) 725 2032, 725 2033, 725 2063
Fax.: (62 21) 725 2062
Email: redaksi@inacraftnews.com

Redaksi

  • Inacraft News
  • Editor’s Note
  • Redaksi
  • Info Iklan

Network

  • ASEPHI
  • Inacraft Award
  • Inacraft
  • Inacraft News
  • Editor’s Note
  • Redaksi
  • Info Iklan

Inacraft News © 2023 ASEPHI - by Kolabo

No Result
View All Result
  • Home
  • Cover Story
  • Focus ASEPHI
  • Product
  • SMEs
  • Design
  • Art
  • Inspiration
  • e-Magazine
  • Warta Inacraft
  • More …
    • Figure
    • Celebrity
    • Travel
    • Fashion
    • Regional Report
    • Tech Craft
    • Finance & Banking
    • Business
    • Vacation
    • CSR
    • Review
    • Event
    • Agenda Asephi
    • How to Do
    • QUIZ

Inacraft News © 2023 ASEPHI - by Kolabo