Jakarta, 24 Oktober 2019 – Employee wellness and benefit program atau yang lazim disebut program kesejahteraan dan tunjangan karyawan tentu bukan konsep baru dalam dunia ketenagakerjaan. Lazim dikaitkan dengan tunjangan kesehatan atau asuransi dari perusahaan, bentuk program kerjahteraan karyawan kini telah menjadi lebih inovatif dan mengadopsi bentuk implementasi yang makin beragam. Program-program tersebut pun dirancang untuk lebih mengakomodasi kebutuhan karyawan.
Ditemui dalam acara diskusi panel bertajuk “Boosting Employee Engagement through Tech-driven Employee Wellness and Benefit Program”, hal senada diungkapkan oleh Co-Founder dan Chairman Gorry Holdings, William Susilo Yunior. Ia mengungkapkan, Alphabet, Microsoft, dan Red Hat, tiga perusahaan yang mendapat penghargaan tempat kerja terbaik dari Forbes, adalah studi kasus yang menarik.
“Yang menarik adalah ketiga perusahaan tersebut memiliki satu kesamaan, yaitu mengutamakan employee wellness dalan tunjangan yang ditawarkan,” tutur William. Ketiga perusahaan internasional tersebut mengimplementasikan program yang holistik dengan menawarkan tunjangan berupa asuransi, menjalankan program-program yang mendorong inovasi karyawan, serta menciptakan kultur perusahaan yang terbuka.
Namun, aspek penting yang kerap kali dilupakan dalam implementasi program-program serupa adalah kesehatan merupakan hal yang sangat subjektif. Akibatnya, perbaikan kualitas kesehatan yang terjadi pada karyawan tidak terkuantifikasi dengan baik dan menyebabkan perusahaan ragu berinvestasi dalam employee wellness program.
“Implementasi employee wellness program dengan aplikasi GorryWell dapat menjadi solusi bagi perusahaan karena progress kesehatan karyawan terukur secara real-time dan dapat dikuantifikasi dengan metrik yang sesuai. Dengan demikian, return of investment dari employee wellness and benefit program pun menjadi terukur dengan baik oleh perusahaan,” tambah William.
Hal senada diungkapkan oleh Sylvanno Damanik, Vice Chairman Korn Ferry Indonesia ketika ditemui di acara yang sama. Sylvanno mengatakan meskipun wellness dan benefits bukan hal baru dalam industri pengelolaan tenaga kerja, masih banyak tantangan yang belum terjawab.
“Pertanyaannya sekarang adalah, apakah perusahaan sudah mengalokasikan investasi HR secara tepat,” tutur Sylvanno. Menurut Beliau, perusahaan juga idealnya dapat mengetahui apakah investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan menghasilkan tingkat produktivitas yang sebanding. “Solusi dari Gorry Holdings menawarkan upaya pengelolaan program yang terukur, sehingga berpotensi menjawab tantangan-tantangan yang ada,” tambah Sylvanno.
Acara yang sama juga dihadiri oleh perwakilan perusahaan-perusahaan unggulan Indonesia, baik BUMN maupun perusahaan dari sektor swasta. Menariknya, perusahaan-perusahaan tersebut telah memulai implementasi employee wellness and benefits program, mulai dari kompetisi gaya hidup sehat hingga kelas memasak dengan menu-menu sehat. Program-program tersebut dikemas dengan cara yang menyenangkan, sehingga tingkat partisipasi dan antusiasme karyawan meningkat. (Iko Muhyidin)