Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang berada di Pulau Sumatera, yang beribukota Medan. Secara geografis terletak pada posisi 1⁰-4⁰ Lintang Utara dan 89⁰-100⁰ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan kurang lebih 72.981,23 Km2, dan memiliki 33 kabupaten/ kota.
Dataran Sumatera Utara terdiri atas wilayah pesisir timur, pesisir barat dan kepulauan Nias. Wilayah tersebut, memiliki potensi sumber daya alam dan keindahan fenomena tanah Sumatera yang sangat mempesona dunia, salah satunya terdapatnya kemegahan supervolcano gunung purba toba.
Data ilmiah menunjukkan, letak Gunung Toba yang kini dikenal dengan nama Danau Toba, berada pada posisi di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia dan lempeng pasifik. Sebagaimana diketahui, sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng eurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda. Karena lempeng bumi ini aktif terus tumbuh dan bergeser, serta jika ada tumbukan lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen yang menyusup di bawahnya. Proses inilah dinamakan subduksi atau penyusupan, sehingga menghasilkan Gunung Toba.
Diperkirakan Gunung Toba meletus sebanyak tiga kali, letusan pertama terjadi sekitar 840 ribu tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu. Sisa-sisa kedahsyatan letusan gunung purba Toba masih memiliki dampak, yakni terbentuknya kaldera raksasa yang dikenal dengan nama Danau Tioba dan ditengahnya kemudian muncul Pulau Samosir.
Secara harfiah, Kaldera Toba merupakan kawah vulkanik besar yang terbentuk oleh dua metode yang berbeda, pertama terjadinya letusan eksplosif gunung berapi, dan adanya perubahan serta runtuhnya batuan permukaan ke dalam dapur magma yang telah kosong, sehingga gunung api yang memiliki kaldera berbentuk kerucut atau cekung. Kaldera yang terjadi di Gunung Toba, terbentuk karena erupsi yang sangat dahsyat dan dikenal dengan sebutan Toba Supervolcano karena terbentuk oleh ledakan yang sangat besar.
Sejarah mencatat 73.000 tahun yang lalu letusan Gunung Toba di pulau Sumatra, diyakini Ilmuwan di seluruh dunia sebagai erupsi terbesar di dunia, setidaknya dalam kurun waktu 25 juta tahun terakhir. Ledakan terbesar Toba menghancurkan India yang berjarak sekitar 3000 mil dari lokasi erupsi, dengan mengeluarkan material vulkanik mencapai lebih 800 kilometer kubik abu vulkanik ke atmosfer dan menghasilkan kaldera yang panjangnya sekitar 100 kilometer dan lebar 35 kilometer, kaldera tersebut sekarang berubah menjadi sebuah danau vulkanik terbesar di dunia yang dinamai Danau Toba.
Fenomena Danau Toba merupakan sebuah keajaiban alam yang mempesona yang membentang di atas pegunungan Bukit Barisan, berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh kawasan hutan yang hijau menjadikan udara di sekitarnya sejuk dan menyegarkan. Dengan luas areal 1.145 km2 serta memiliki kedalaman 450 meter yang terlihat seperti lautan, Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia, hingga kini nama Danau Toba dijadikan salah satu ikon wisata Provinsi Sumatera Utara yang manakjubkan.
Kemegahan Danau Toba ditandai pula terdapatnya Pulau dengan nama Samosir terletak di ketinggian 1.000 dpl, dan luasnya sama dengan negara Singapura, Di pulau ini juga terdapat berbagai obyek wisata seperti, memiliki dua danau kecil yaitu Danau Aek Natonang dan Danau Sidihoni, serta terdapat makam yang terbuat dari batu yang telah berusia sekitar 500 tahun. Desanya dihuni oleh suku batak samosir dengan rumah adat tradisional serta kebudayaan Batak Toba yang unik dan kuno.
Di dalam pulau Samosir terdapat dua desa, yang banyak dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara yaitu desa Tomok dan desa Tuktuk. Di Desa Tomok merupakan desa yang memiliki banyak objek wisata menarik seperti Makam Raja Sidabutar, Museum Batak dan pertunjukan tari boneka Sigale-gale yang populer. Sedangkan DesaTomok memiliki banyak tempat wisata sejarah, yang dikelilingi oleh hijaunya hutan pinus dan beberapa air terjun dan juga pemandian air hangat yang berada di dalam hutan.
Yang menjadi ciri khas sebagai warisan leluhur yang terdapat di taman wisata Danau Toba adalah Boneka Sigale-gale yang menjadi budaya yang dikeramatkan oleh suku Batak di Sumatera. Hingga digelarnya festifal tahunan Danau Toba, hasil kerjasama Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Kementerian Pariwisata. Acara festifal ini dilaksanakan antara bulan Agustus–September, berbagai macam pertunjukan seni budaya dan juga lomba bagi masyarakat mulai dari pertunjukan tari sampai lomba perahu hias dengan nama Festival Danau Toba.
Festival Danau Toba (FDI) yang digelar tipa tahunnya, disupport oleh Kementerian pariwisata. Menurut Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Provinsi Sumatera Utara Wan Hidayati
Kerjasama Pemda Sumatera Utara dengan kementerian pariwisata, menurut Wan Hidayati merupakan bagian utama dalam menbangun Danau Toba sebagai geopark level dunia. Maka lanjutnya, pihaknya telah membentuk Badan Otoritas Pariwisata (BOP), yang tugas utamanya membentuk kawasan ekonomi khusus (KEK), dengan menyiapkan sebanyak 600 hektar untuk konservasi kawasan ekonomi khusus dan 400 hektar untuk taman bunga sebagai penyeimbangan dan keindahan geopark.
Guna mempercepat laju peningkatan jumlah wisatawan lokal dan mancanegara ke taman wisata Danau Toba, maka diperlukan langkah-langkah nyata yakni dengan menerapkan tiga A sebagai acuan, yakni Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas yang mengutamakan kegiatan restorasi lingkungan hidup Danau Toba, dan diterapkannya identifikasi isu, sebagai alternatif solusi dalam mengembangkan pemasaran pariwisata dengan metode branding, advertising dan selling.
Startegi yang dapat dilakukan adalah dengan kualitas mutu dari sumber daya manusia di bidang pelayanan jasa pariwisata, yang tentunya diseimbangkan dengan pelaksanaan pembangunan infrastruktur sebagai sarana pendukung untuk menuju ke tempat objek wisata, seperti pembangunan jalan tol dari kota Pematangsiantar hingga kawasan terpadu Danau Toba di Parapat.
Danau Toba adalah sebuah danau tekno-vulkanik terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, yang merupakan keindahan dan keajaiban alam yang mempesona dunia. Kondisi geologi hingga nilai kearifan budaya lokal dari suku anak negeri, yang telah lama menghuni kawasan kaldera Toba, sebagai mata rantai kehidupan baik secara tradisional maupun modern.
Sebagai warisan dunia kaldera, dengan segala nilai-nilai arkelogi, ekologi, sejarah dan budaya yang terdapat didalamnya, selayaknya objek wisata Danau Toba menjadi taman wisata geopark, sebuah kawasan yang berisi aneka jenis unsur geologi yang memiliki makna dan fungsi sebagai warisan alam.
Danau Toba memiliki banyak manfaat dari sisi kelangkaan, keindahan (estetika) dan pendidikan. Dari segi pendidikan mencakup kegiatan di dalam geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja, akan tetapi terbuka untuk berbagai kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seluruh lapisan masyarakat dunia. (Achmad Ichsan)