Saat ini, banyak produk industri kecil dan menengah (IKM) yang kurang memperhatikan kemasan sebagai salah satu hal yang penting dalam menentukan minat beli konsumen. Banyak IKM yang kurang memahami selera konsumen, padahal selera konsumen sangat menentukan keputusan untuk membeli suatu produk.
Dari fungsi dan peran kemasan serta perkembangan teknologi kemasan yang semakin berkembang, IKM perlu didorong untuk membuat produk yang diterima pasar dengan kemasan yang memenuhi syarat kemasan yang baik. Dengan desain dan tampilan kemasan yang menarik, konsumen akan tertarik dan industri mampu bersaing.
Untuk membantu kalangan IKM, Balai Diklat Industri Yogyakarta beberapa waktu lalu menyelenggarakan Diklat Teknologi Kemasan. Dalam pelatihan ini, peserta akan mempelajari pengetahuan umum tentang kemasan yang meliputi pengertian, jenis, dan pemilihan bahan kemasan; apa yang wajib ada dalam kemasan; desain kemasan; pengenalan mesin kemasan; teknologi kemasan; praktik pengemasan dan kunjungan industri; serta ceramah pengusaha sukses.
Adapun materi pendidikan dan pelatihan teknologi kemasan mencakup pengantar dan peraturan umum tentang kemasan, pengetahuan dasar kemasan, desain kemasan, tren dan teknologi kemasan, interaksi bahan pangan dan kemasan, pengenalan mesin pengemas, serta praktik desain kemasan.
Selain melalui pelatihan, kalangan IKM dapat membuat kemasan yang baik dengan mengunjungi pameran kemasan. Salah satu pameran kemasan yang wajib dikunjungi untuk mengetahui perkembangan kemasan ialah pameran Allpack Indonesia. Pameran berskala internasional ini menghadirkan berbagai produk industri dalam bidang pengemasan, plastik, dan proses pengemasan.
Pameran yang diselenggarakan pada 1 hingga 4 November 2017 di JIExpo Kemayoran ini menjadi ajang yang mempertemukan investor dengan manufaktur. Menurut Daud D. Salim, CEO PT Kristamedia Pratama sekaligus penyelenggara Allpack Indonesia, investor sedang menguji pasar bisnis kemasan di Indonesia. Untuk itu, perlu wadah yang dapat mempertemukan investor dengan manufaktur. Dengan menangkap peluang tersebut, Krista Exhibitions menggelar Allpack Indonesia 2017 yang merupakan penyelenggaraan ke-18.
Pameran ini diikuti lebih dari 600 peserta yang berasal dari 19 negara. Jumlah ini meningkat sebanyak 10% dibandingkan dengan jumlah peserta pada 2016. Allpack Indonesia 2017 dapat menarik pengunjung lokal dan mancanegara hingga mencapai lebih dari 25.000 pengunjung.
Membuat Kemasan yang Lebih Baik
Produk yang dihasilkan pelaku IKM masih banyak yang belum memperhatikan ketentuan mengenai kemasan yang baik, sehingga daya saing produk masih lemah untuk bisa menembus pasar global.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku IKM untuk memperbaiki dan mempercantik kemasan pada produk mereka. Ditjen IKM terus membenahi kelembagaan Rumah Kemasan di sejumlah daerah agar sistemnya berjalan lebih efektif.
Rumah Kemasan awalnya dibangun pada 2007 di Bandung. Rumah Kemasan membantu meningkatkan keterampilan sumber daya manusia IKM agar memiliki produktivitas, kapasitas yang tinggi terhadap karya yang ulet, kreativitas, dan inovasi.
IKM yang datang berkonsultasi ke Rumah Kemasan tidak dipungut biaya atas biaya pendampingan baik desain maupun hal lain yang berkaitan dengan merek dagang seperti hak cipta. Selama ini, pengemasan produk yang menarik masih menjadi kelemahan pelaku usaha kecil menengah.
Pembenahan pada pengemasan yang baik menjadi salah satu prioritas Ditjen IKM Kemenperin. Menurut Dirjen IKM, Gati Wibawaningsih, pemerintah menargetkan pada 2019 akan mencapai 20.000 wirausaha baru. Untuk menjadi negara industri yang maju, jumlah wirausaha harus ada dua persen dari populasi penduduk. Saat ini, Indonesia belum mencapai jumlah tersebut.
Dalam program pengembangan produk IKM, Kemenperin melakukan bimbingan serta memfasilitasi penerapan standardisasi dan sertifikasi, pendaftaran HKI, serta perbaikan desain kemasan dan merek. “Pelaku IKM perlu mengoptimalkan peran Klinik Kemasan yang dimiliki oleh Kemenperin. Mereka dapat berkonsultasi tentang pembuatan kemasan yang lebih baik untuk produk-produk mereka sesuai selera pasar saat ini,” ujar Gati Wibawaningsih beberapa waktu lalu. (Ahmad Jauhari)