Sejumlah institusi mengembangkan industri kerajinan melalui sentuhan teknologi untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Industri kerajinan tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga kualitas kemasan, manajemen, dan promosi.
Sejumlah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Para pelaku IKM dalam pelatihan tersebut menerima materi workshop seputar fotografi, penulisan konten, dan promosi untuk produk. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kemenperin sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman dengan Kemkominfo dan Bukalapak tentang Pengembangan Sektor Industri melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Menurut Dirjen IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih, kegiatan tersebut merupakan aksi nyata dalam implementasi e-Smart IKM lewat bimbingan teknis yang diawali di Sentra IKM Boyolali karena cukup potensial. Workshop tersebut diikuti oleh 20 IKM dari berbagai sektor usaha, seperti kerajinan logam, furnitur, kerajinan tas dari kulit ikan pari, serta makanan dan minuman.
Dalam workshop tersebut, para pelaku IKM secara teknis mendapatkan pengetahuan dan praktik langsung yang diajari oleh lima penggerak pelapak atau tim instruktur dari Bukalapak. Melalui sentuhan teknologi informasi, saat itu juga, para pelaku IKM sudah bisa mengunggah produk jualan mereka di laman Bukalapak.
Gati Wibawaningsih menegaskan, workshop tersebut terus berkelanjutan dan bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku IKM atau usaha ekonomi kreatif di dalam negeri. Dengan begitu, mereka dapat memanfaatkan teknologi dalam pengembangan produk sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan melibatkan marketplace yang cukup berhasil.
Sementara itu, dalam mendukung pemanfaatan teknologi informasi bagi pengembangan usaha IKM, pada 2017 ini Kementerian Komunikasi dan Informatika memasang jaringan internet di 50 sentra IKM seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, lanjut Gati Wibawaningsih, kualitas produk IKM nasional semakin berdaya saing sehingga mampu menguasai pasar ASEAN ataupun global.
Diversifikasi Produk
Sentuhan teknologi dan inovasi menghasilkan diversifikasi produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Hal itu yang terjadi pada pengembangan produk kayu ringan yang makin digemari masyarakat Eropa.
Menurut Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (PEN Kemendag), Arlinda, diversifikasi produk ekspor yang dikembangkan selama ini, terutama untuk produk kayu ringan, telah berbuah manis. Negara-negara Eropa makin gencar melakukan kerja sama perdagangan dengan Indonesia terkait produk kayu ringan.
Arlinda menegaskan, Indonesia merupakan salah satu negara terdepan di dunia dalam produksi dan ekspor kayu ringan. Selain itu, Indonesia juga kaya akan sumber bahan baku kayu ringan yang saat ini sangat diminati industri kayu di negara-negara Eropa.
Pasar Eropa sangat menjanjikan untuk produk kayu ringan karena permintaan yang terus meningkat. Masyarakat Eropa banyak memanfaatkan kayu ringan pada industri karavan, otomotif, dan perkakas dapur. Masyarakat Eropa juga mulai mementingkan produk bernilai tambah dan berkelanjutan. Hal itu tentu menjadi kesempatan bagi Indonesia. Selain memasok produk kayu keras yang biasa digunakan untuk furnitur luar ruang, Indonesia juga dapat memasok produk kayu yang inovatif dan berkelanjutan.
Sementara itu, kehadiran Indonesia Design Development Centre (IDDC) juga telah mendukung pengembangan produk inovatif dan berkelanjutan. Program dari Kemendag ini dihadirkan sebagai upaya pengembangan produk ekspor berbasis desain. “Saya berharap para pelaku usaha binaan Kemendag di berbagai daerah yang umumnya berskala kecil dan menengah semakin termotivasi untuk berekspansi ke pasar ekspor,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
IDDC yang diresmikan pada 29 September 2016 merupakan pusat konsultasi dan pelayanan desain. IDDC berfungsi sebagai wahana untuk berkolaborasi bagi dunia usaha, desainer, asosiasi, dan akademisi dalam menciptakan produk berbasis desain yang berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing. IDDC berlokasi di Jl. S. Parman No. 112, Slipi, Jakarta Barat, dan dibangun di area seluas 1.000 m2.
Beberapa layanan dan fasilitas yang disediakan di IDDC, antara lain Klinik Desain, Layanan Informasi Desain untuk dapat mengakses situs Stylus dan Euromonitor International, Pustaka Desain yang dilengkapi dengan buku-buku desain, kegiatan Seminar Desain Internasional, fasilitas Co-Work Space, galeri, dan fasilitasi pada Design Award bertaraf internasional.
Tidak hanya itu, IDDC juga memiliki fasilitas penunjang, seperti studio foto, laser cutter, 3D printer, dan plotter. Selain fasilitas dan layanan di atas, IDDC juga memiliki program Fasilitasi Pendampingan Desain atau Designer Dispatch Service (DDS) yang menghasilkan produk ekspor berbasis desain dan dipamerkan pada galeri di IDDC. (Ahmad Jauhari)