Serpihan kaca biasanya dihindari orang karena tajam. Namun di tangan kreatif perajin, limbah kaca dijadikan sebagai pernak-pernik perabotan. Bentuk serta warna yang indah dan mengkilap menjadi daya tarik. Selain menampilkan karya seni, kerajinan ini juga merupakan wujud peduli pada lingkungan.
Kaca merupakan satu dari sekian banyak material yang mudah ditemui di sekitar Anda. Selain untuk transparansi, efek lain kaca ialah menambah cantik interior atau perabot yang menggunakan sentuhan kaca. Kaca dibuat dengan berbagai macam ketebalan dalam ukuran milimeter. Kaca juga terdiri dari berbagai macam. Setidaknya ada tiga jenis kaca. Pertama, kaca bening, float glass, atau kaca polos. Selain untuk bangunan, kaca ini digunakan sebagai pelengkap perabot rumah tangga, seperti lemari dan table top.
Kedua, kaca warna atau tinted glass merupakan kaca float yang diberi warna dengan menambahkan logam pewarna, seperti kobalt, besi, atau silenium. Selain memperindah sebuah karya, kaca warna mampu menyerap 55 persen panas matahari sehingga mengurangi beban mesin pendingin ruangan dan memberi rasa nyaman. Selain itu, kaca ini memberi privasi bagi yang tidak ingin tampak keseluruhan di balik kaca polos.
Ketiga, kaca es yang memiliki tekstur dengan pola tertentu pada satu sisi. Kaca jenis ini diproduksi dengan roll-out process, yakni leburan bahan baku kaca dialirkan melalui sepasang rol sehingga timbullah pola tersebut. Karakter kaca es memberi kesan dekoratif, pencahayaan, dan pembayangan yang menarik serta mereduksi silau. Kaca jenis ini digunakan sebagai keperluan interior, seperti partisi dan kaca kamar mandi.
Kaca-kaca tersebut dalam proses penggarapan menghasilkan sisa pemotongan yang tidak sedikit dalam berbagai bentuk dan ukuran. Serpihan sisa dan pecahan limbah ini dapat diproses lagi (up-cycle) menjadi produk baru kerajinan dan barang seni. Jika digarap secara profesional, karya dari serpihan kaca ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan nilai keuntungan tinggi.
Salah satu perajin kaca yang menangkap peluang usaha ini, Lukmanul Hakim dari Tasikmalaya. Semula Lukmanul merupakan perajin kayu yang menyisakan kaca dalam karyanya.
Makin banyak sisa kaca, Lukman lalu menggarapnya menjadi produk kerajinan baru berbentuk “gitar” yang ternyata cepat terjual. Lukman lalu termotivasi untuk membuat bentuk-bentuk lainnya.
Ia pun menambahkan material lainnya seperti kayu dan logam untuk efek seni. Lukman memakai brand Beling Blink Craft untuk karyanya berupa plakat, aksesori, kaligrafi, gantungan kunci, miniatur perahu, miniatur menara, hingga kado ulang tahun dan pernikahan dengan bentuk menarik. (Achmad Ichsan)