Siapa yang tidak mengenal Dr. Martha Tilaar, seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang kosmetika dan jamu tradisional dengan nama dagang Sariayu.
Martha Tilaar merupakan pengusaha perempuan sukses yang mendalami bisnisnya di bidang kosmetika dan jamu tradisional dengan merk dagang Sariayu. Wanita kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini, menikah dengan H.A.R Tilaar dan memiliki empat anak yakni, Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, dan Kilala Tilaar.
Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang ”Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984 ini, menjalani hidup dengan penuh keajaiban kuasa Tuhan. Sebelumnya, ia pernah ‘divonis’ mandul oleh ahli obstetri dan ginekologi luar negeri, setelah 11 tahun lebih menikah dan belum dikaruniai anak.
Namun hal itu tidak membuatnya menyerah, Martha sapaan akrabnya, terus berupaya memiliki keturunan melalui cara tradisional. Kebetulan Martha mempunyai nenek ahli pembuat jamu. Selama empat tahun lebih ia rajin mengkonsumsi jejamuan itu dengan kesabaran dan ketelatenan. Hingga pada suatu saat di usia 41 tahun, Martha berhenti menstruasi. Dokter menyatakan Martha telah memasuki masa menopouse. Ia sempat sangat sedih, karena apa yang dicita-citakannya tidak mungkin tercapai.
Kuasa Tuhan terbukti, ia mengandung. Martha pun
melahirkan anak pertamanya di usia 42 tahun, dan pada tahun-tahun berikutnya
lahir tiga orang lagi keturunannya yang kini telah menjadi anak-anak yang
sukses.
Penuh Tantangan
Kesuksesan yang di dapat Martha, ternyata tidak mudah ia raih. Banyak lika-liku kehidupan yang ia jalani. Martha pun mengisahkan sebelum menikah, ia sempat mengajar di SD selama dua tahun. Setelah menjadi sarjana pendidikan dari IKIP Jakarta. Ia juga sempat mengajar di almamaternya selama tiga tahun. Lalu mengikuti suami, Dr. Henry A. Rudolf Tilaar, yang bertugas ke Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat (AS), Martha banyak belajar masalah kecantikan dan lulus 1967. Lalu bekerja selama tiga tahun di Campes Beauty Salon, Universitas Indiana, AS. Setelah kembali ke Jakarta, 1969, ia membuka salon kecantikan.
Sekembalinya dari Negeri Paman Sam, Martha memulai usaha dengan modal dari hasil menabung selama tinggal dan bekerja di Amerika Serikat, dan sumbangan dari ayahandanya serta adik-adiknya. Maka, pada Januari 1970, berdirilah Martha’s salon.
Awalnya, Martha mendirikan salon kecantikan di garasi berukuran 4×6 meter pada tahun 1970. Martha juga belajar cara meracik dan mengolah kosmetika alami, serta mengumpulkan data dan informasi mengenai ramuan dan jamu-jamuan untuk perawatan tubuh dari para orangtua, sesepuh hingga dukun beranak.
Martha merasa beruntung dibesarkan di lingkungan keluarga pecinta seni budaya Indonesia, termasuk pula kebiasaan menggunakan kosmetika dan jamu tradisional. Hal tersebut mendorongnya untuk lebih memperdalam pengetahuan akan kosmetika tradisional dan jamu pada para pakarnya.
Di saat semua orang cenderung berprinsip bahwa everything from the west is the best, bukanlah hal mudah bagi Martha memperkenalkan kosmetika ramuan lokal khas Indonesia. Tapi itulah tantangan yang dihadapi Martha Tilaar di tahun 70-an.
Apalagi pada saat itu, ia bukan siapa-siapa dan tidak memiliki predikat apa pun yang bisa mendukung usahanya. Tapi penolakan dan cibiran tak menghalangi langkahnya untuk memperkenalkan kosmetik ramuan tradisional Indonesia.
Kemudian pada tahun 1972, Martha kembali belajar ramu-ramuan ke Eropa. Dikunjunginya pabrik Yves Rocher di Prancis, Mary Quant di Inggris, dan Hartleben di Jerman Barat. Kembali ke Indonesia, empat tahun kemudian, ia dirikan Martha Griya Salon yang memperkenalkan perawatan tradisional.
Akhirnya, perjuangan dan kerja kerasnya membuahkan sukses bahkan hingga mendunia. Kini, usahanya kian berkembang dengan berdirinya pabrik kosmetik PT Sari Ayu, Martha Kosmetika Indonesia, yang diresmikan oleh Ny. Nelly Adam Malik, 22 Desember 1981. Dan perusahaannya mendapat penghargaan tertinggi untuk penampilannya pada The First Asian Beauty Congress and Exhibition, Singapura. Dan Pada tahun 1984, Martha memperoleh Doktor Kehormatan di bidang Fashion Artistry dari The World University Tucson, Arizona, Amerika Serikat.
Salon kecil miliknya di Jalan Dr. Kusumaatmaja, Jakarta itu, pun telah berkembang. Dibawah payung Grup usaha Martha Tilaar, perusahaannya kini telah memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan, yang 70% diantaranya adalah perempuan.
Satu kunci sukses bisnis Martha Tilaar, fokus pada satu bidang, yakni kecantikan. “Saya mulai bisnis dari salon, lalu sekolah, mendirikan pabrik, dan distribusi yang semuanya bergerak di bidang kecantikan,” tuturnya.
Dalam kiprahnya di dunia usaha, Martha sangat peduli dengan pendidikan wanita khususnya wanita Indonesia. Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap perempuan, Martha pun mendirikan Yayasan Martha Tilaar sebagai wadah wanita Indonesia untuk mendapatkan pelatihan.
Disana, ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya, agar mereka mengerti kecantikan sehingga bisa merawat diri. “Didirikan yayasan tersebut, agar mereka mempunyai keterampilan tentang kecantikan. Bagi saya, perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi keutuhan bangsa. Karena itu, saya tak ingin perempuan terbelakang dalam soal pendidikan,” ucap Martha.
Martha juga mempunyai komitmen tinggi dalam membangun industri kosmetik. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan. Ia pun mengirim staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti berbagai pameran di luar negeri agar mendapatkan ilmu dalam mengembangkan industri kosmetik di Indonesia.
Disisi lain, perusahaannya perlahan-lahan berhasil mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal di setiap produknya. “saya akui, dulu hampir semua bahan-bahannya dari impor. Tapi kini, 80% bahan-bahannya memakai produk lokal,” terang Martha. (Achmad Ichsan)