Peningkatan ekspor dan digitalisasi pemasaran produk ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu langkah pemerintah dalam upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi penurunan di sektor perdagangan di tanah air akibat pandemi Covid-19.
Meski demikian, ada beberapa produk UKM yang dapat bersaing di pasar ekspor di tengah pandemi Covid-19 ini. Di antaranya adalah logam mulia dan perhiasan yang berkaitan erat dengan ekonomi kreatif. Dilihat secara umum, perhiasan memang mengalami peningkatan. Mungkin karena desainnya yang beraneka ragam, hal ini menjadi daya tarik dan kekuatan dari perhiasan yang di ekspor ke luar negeri.
Pemerintah pun, telah membuat beberapa kebijakan untuk mempertahankan neraca perdagangan Indonesia di masa pandemi Covid-19 pada sisi suplai dan permintaan (demand). Di sisi suplai, Kementrian Perdagangan (Kemendag) menyederhanakan proses pengurusan ekspor melalui National Logistics Ecosystem, mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp.
Sementara, untuk kebijakan di sisi permintaan, pemerintah menggencarkan promosi dagang secara virtual sebagai upaya untuk mempenetrasi pasar internasional dan mendorong pelaksanaan business matching secara virtual melalui perwakilan Kemendag di luar negeri.
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Barang Dari Kayu dan Furnitur Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Sri Yuniarti menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 4 juta IKM di Indonesia yang menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja. Berdasarkan data tersebut, lanjut Sri, pihaknya telah melakukan program-program yang bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru dan menguatkan daya saing IKM.
Program-program itu diwujudkan dalam gerakan “Bangga Buatan Indonesia” yang bertujuan membangkitkan sektor ekonomi kreatif tanah air yang mengalami penurunan karena terdampak pandemi Covid-19. “Lewat program ini, kita memberitahukan masyarakat bahwa industri kita itu mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas,” ungkap Sri.
Sementara itu, Plt. Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. I Nyoman Adhiarna, mengatakan, bahwa Kominfo telah siap mendukung pemulihan ekonomi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dengan melakukan transformasi digital. Pihaknya telah menyiapkan regulasi, infrastruktur, hingga SDM agar membuat masyarakat di berbagai daerah Indonesia mendapatkan jaringan internet yang memadai.
Sinergi Stakeholder
Disisi lain, terkait pengaruh pandemi Covid-19 terhadap sektor kepariwisataan nasional, ternyata juga dampaknya sangat signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam mempercepat pemulihan kepariwisataan nasional.
Salah satunya, dengan adanya koordinasi dan sinkronisasi strategi antar stakeholder, yang diharapkan bisa menghasilkan kebijakan yang mempercepat akselerasi, reaktivasi dan pemulihan sektor parekraf.
Selain itu, dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi agar memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk bangkit, maka Kemenparekraf memanfaatkan fase pandemi ini untuk memperbaiki supply and demand melalui enam langkah di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pertama, mempersiapkan destinasi wisata, kedua membangun infrastruktur konektivitas yang kompetitif dengan negara-negara lain. Ketiga, implementasi dan monitoring penerapan protokol CHSE di daerah. Keempat menciptakan dan membangun daya tarik wisata. Kelima, meningkatkan kualitas SDM parekraf dan yang keenam, meningkatkan kuantitas, dan kualitas produk ekraf.
Kemenparekraf juga telah menyiapkan berbagai strategi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.