Bagi sebagian orang, kaleng bekas hanya dianggap sampah atau benda tak berharga. Tapi, di tangan ibu tiga anak ini, kaleng bekas bisa diubah menjadi benda bernilai seni tinggi. Bukan itu saja, karya Lani Cahyaningsari berupa lukisan kaleng bekas ini bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.
Di tangan Lani Cahyaningsari, sampah kaleng yang menjadi limbah rumah tangga bisa disulap menjadi barang bernilai jual. Bagi Lani, kaleng bekas adalah barang berharga yang bisa menjadi benda fungsional bernilai seni tinggi. Misalnya, kaleng susu kental manis bisa menjadi celengan, kaleng cat berukuran besar bisa menjadi meja belajar atau bekas tutup kaleng susu bisa disulap menjadi jam dinding yang unik.
Awal mula ide memproduksi kerajinan kaleng dimulai tahun 2000. Saat itu, Lani dan saudara-saudaranya ingin berwiraswasta dengan cara melukis. “Saya beserta suami dan ipar memiliki hobi melukis, kemudian mertua saya menyarankan berwiraswasta dengan basic melukis,” terangnya.
Akhirnya, Lani mencari media apa yang unik untuk dilukis. Kemudian ia melihat ibu mertuanya suka bikin kue, salah satu bahannya susu kental manis dari kaleng. Sampai kaleng bekas susu tersebut menumpuk dan tidak tahu digunakan untuk apa. Ia pun meminta kaleng bekas susu itu digunakan untuk media lukisnya. Ternyata ketika kaleng bekas di lukis animonya cukup bagus, banyak orang yang suka dengan lukisan di media kaleng bekas. Dan akhirnya, Lani memutuskan konsentrasi menjadi perajin kaleng bekas dengan namanya “Kaleng Lani”.
Dari sanalah Lani mulai melukis kaleng bekas dengan motif-motif lucu yang ditaruh di galeri miliknya. Kaleng unik Lani ternyata banyak peminatnya, mulai dari situ, ia pun memutuskan fokus menekuni usaha pembuatan kaleng lukis unik dan lucu tersebut. “Saya cocok dengan media kaleng, sedangkan saudara saya dengan media tekstil, dan ada juga yang tetap dengan media kayu, tetapi semua masih mempunyai garis yang sama yaitu media tersebut dilukis,” jelas ibu dengan latar belakang pendidikan arsitek ini.
Dengan kekuatan style lukisan yang mengandalkan warna-warna cerah yang menjadi ciri khasnya, membuat usahanya masih bisa bertahan sampai dengan sekarang. Dengan penggunaan warna-warna terang dan gambar yang lucu dan menarik serta memberikan unsur nilai pendidikan pada setiap gambar membuat produk yang diciptakannya mudah dikenali publik.
Menurut Lani, ide lukisannya timbul dengan sendirinya, kebanyakan lukisan mengambil tema keseharian anak-anak misalnya anak-anak lagi bermain. “Bisanya lukisan yang saya buat, menggambarkan keceriaan anak bermain dan gambar cita-citanya, seperti jadi dokter, pilot atau polisi,” tuturnya.
Inovasi
Kini, produksi Kaleng Lani sudah beragam macamnya, ada berupa kotak CD, kaleng kerupuk, kotak majalah, kotak pensil, kotak tisu, tong sampah, tempat baju kotor, ember, celengan, dan masih banyak lagi. “Tidak selalu berbentuk tabung, namun produknya cukup bervariasi, ada yang kotak, rumah, dan sebagainya,” ucap Lani.
Harga kaleng lukis yang dijual Lani bervariasi. Untuk harga kaleng lukis ukuran kecil seperti kaleng pensil, ember, kotak kerupuk, kotak CD hingga tong sampah di jual berkisar Rp20 ribu sampai Rp1 juta per pcs.
Keunggulan kaleng lukis Lani, dibuatnya secara handmade, sehingga tidak ada yang menyamai produknya. Selain itu Lani juga memberikan perpaduan gambar dan warna yang enak dipandang mata. Para konsumen juga bisa memesan ukuran, gambar serta warna sesuai keinginan. “Kebanyakan pelanggan Kaleng Lani memesan kaleng lukis untuk hadiah ulang tahun, seperti ember, kotak pensil dan kaleng kerupuk,” akunya.
Hambatan dan Tantangan
Menurut Lani terdapat hambatan sekaligus tantangan dalam usaha ini, yaitu pemasaran dengan media digital. Harapannya dengan menggunakan pemasaran berbasis internet dapat meningkatkan penjualan . “Dengan internet, saya bisa mengupdate produk-produk saya yang baru,” urai Lani.
Mitra Binaan Bank BRI
Lani mengaku awal mula berhubungan dengan Bank BRI pada tahun 2010, ketika ia minta pinjaman untuk menambah modal usahanya. “Pinjaman itu tidak terlalu banyak, hanya sekitar Rp3 juta,” jelasnya.
Setelah ia menjadi nasabah Bank BRI, Lani pun beberapa kali diajak oleh Bank BRI untuk mengikuti pameran. Terakhir, ia mengikuti pameran saat Hari Ulang Tahun (HUT) BRI di Jakarta Expo, dan pameran di SMESCO.
Untuk memudahkan memonitor transaksi dari hasil penjualan online “Kaleng Lani,” ia memanfaatkan SMS notifikasi dari Tabungan BRI Simpedes. “Sehingga saat ada transfer masuk, saya langsung terinformasi otomatis. Selain itu sebagai nasabah Bank BRI, saya juga menggunakan fasilitas Mobile Banking BRI karena manfaatnya sangat lengkap,” ujar Lani.
Lani berharap, dengan menjadi mitra binaan Bank BRI, dia bisa terus diikutsertakan dalam pameran dan pelatihan pemasaran. **