Pameran INACRAFT kembali akan digelar Oktober 2022 mendatang di JCC Jakarta. Melalui pameran tersebut, Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) berharap mampu mendorong ekspor lebih banyak di bulan Oktober.
Kalau nantinya akan lebih banyak ekspor dan kemudian bagaimana kita mendatangkan potensial buyers. Ini PR kita ke depan,” jelas Wakil Ketua Umum II ASEPHI Bidang Industri Kreatif, Teknologi Informasi dan Promosi Muchamad Ali Jufry, saat menghadiri Silaturahmi Keluarga Besar ASEPHI dan Sosialisasi Pameran INACRAFT 2022 dan 2023 di Kota Solo, Jawa Tengah.
Muchamad juga mengatakan, pada pameran INACRAFT bulan Oktober dari konsep dan dari segi kepesertaan adalah youth dan exportir. Yakni, ingin menampung produk-produk craft (kerajinan) yang terbaru.
“Bisnis-bisnis yang masih tren di anak-anak jaman now itu, seperti sneakers, terus juga skincare itu kan yang banyak diminati para UKM muda jaman now. Sekarang, kita akan membuka memberikan ruang kepada mereka,” jelasnya lagi.
Selain itu juga, memberikan ruang bagi brand lokal, apalagi saat ini banyak brand-brand lokal yang mempunyai nama bagus. Dengan memberikan ruang bagi pelaku UKM muda tersebut, pihaknya berharap ada regenerasi.
Rakernas ASEPHI
SEPHI baru saja menggelar rapat kerja nasional di Jakarta. Dalam rakernas tersebut dibahas berbagai program. Ketua Umum ASEPHI, Muchsin Ridjan mengatakan, rakernas ini bertujuan untuk mendongkrak kembali bisnis handicraft atau produk kerajinanan tangan.
Seperti diketahui selama pandemi Covid-19 usaha kerajinan tangan mengalami mati suri. Terutama produk khas Indonesia. Apalagi saat Covid-19 mengalami puncak kasus dimana sektor pariwisata tidak beroperasi normal. Tidak ada kegiatan pameran yang digelar secara tatap muka. “Kondisi seperti itu bikin bisnis kita bukan menurun lagi tapi terjun,” ujarnya.
Muchsin mengungkapkan, dalam Rakernas yang digelar dua hari sejak 15-16 Juni 2022 ini pihaknya melakukan evaluasi dari progres yang sudah dijalankan anggota untuk membangkitkan kembali bisnis kerajinan tangan.
Berbagai program yang diputuskan di dalam Munas beberapa waktu lalu juga dievaluasi. Program itu adalah pertama konsolidasi organisasi. Kedua pengembangan dan pembinaan anggota ASEPHI. Lalu yang ketiga promosi Inacraft, keempat Go Online, dan terakhir Go Export.
Dia mengklaim bahwa dalam evaluasinya pada program pertama untuk urusan organisasi masih baik. “Ini buktinya dalam rakernas ini semuanya hadir dari semua cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Program kedua adalah pengembangan dan pembinaan para anggota. Anggota itu baik sebagai pribadi yang ditingkatkan kualitasnya maupun usahanya melalui pembinaan di dalam ASEPHI. “Salah satunya melalui kegiatan seperti pameran dan penjualan melalui online,” tuturnya.
Ketiga adalah promosi promosi itu dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang dilakukan di suatu mall dan juga di online. Untuk penjualan online ini berkaitan dengan program yang keempat yaitu memfokuskan untuk Go Online. Di mana ASEPHI sudah memanfaatkan teknologi digital dengan website dan mulai membuat aplikasi di Google Play Store. “Untuk fokus ekspornya kita masih usahakan agar ada peningkatan. Ini juga kita bahas dalam rakernas,” kata Muchsin.
Wakil Ketua Umum II ASEPHI Bidang Industri Kreatif, Teknologi Informasi dan Promosi Muchamad Ali Jufry ungkapkan, capaian asosiasi. Antara lain mengoptimalisasi website, membuat dan menggandengkan marketplace, dan membuat mobile apps yang ada di iOS dan android. “Kita tidak seperti startup besar yang bakar duit tapi mencoba untuk terus bertahan dan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.
Sejak kondisi mulai terkendali ASEPHI memanfaatkan teknologi dalam menggelar pameran. Untuk membuat virtual exhibition mereka bekerja sama dengan salah satu perusahaan global yang bergerak di bidang virtual teknologi. Seperti yang dilakukan saat event Inacraft pada Maret lalu di JCC Senayan.
Acara berlangsung secara online dan offline. Walaupun melalui virtual teknologi tetapi di dalamnya, lanjut Jufry, produk di dalam showroom bukan desain 3D namun tetap asli. “Jadi konsep kita yang kemarin di bulan maret di JCC, Senayan adalah inacraft reborn hybrid. Kedepannya acara kita offline to online dan itu akan dibuat otomatis,” tuturnya.
Ini juga menegaskan dampak positif dari online. Ketika acara pameran antara penjual dengan pembeli itu hubungan selesai sampai transaksi di lokasi. Tetapi dengan online pembeli bisa kembali melihat barang yang diinginkan kapan saja dan bisa menjadi pelanggan. “Biasanya itu ketika kondisi ramai pembeli datang melihat dan beli produk lupa namanya toko. Ingin membeli lagi sudah lupa lokasinya juga tapi dengan online tidak demikian bisa diketahui terus nama tokonya,” tukas Jufry.
Sementara itu, Sekjen Asephi Baby Jurmawati Djuri menambahkan, Inacraft merupakan sebuah platform promosi nasional dan internasional untuk memberikan terobosan dalam pengembangan UMKM di masa mendatang melalui transaksi bisnis dan pertukaran informasi secara mudah, terencana dan terstruktur melalui aplikasi berbasis Android dan IOS yang saat ini sedang dikembangkan. “Konsep digital yang mencakup manajemen kepesertaan, e-commerce/marketplace, program live streaming, promosi digital dan mendukung cashless society diharapkan dapat menjadi solusi bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat golongan mikro kecil dan menengah dan pemulihan perekonomian pasca-pandemi untuk dapat berpromosi tanpa batas jarak dan waktu,” ujarnya.
Pihaknya pun berharap melalui gelaran kriya internasional dapat mendongkrak potensi-potensi kerajinan unggulan UMKM-UMKM di tiap provinsi. Untuk target transaksi diharapkan mendekati nilai transaksi pada Inacraft 2019 yang diselenggarakan sebelum pandemi Covid-19 mencapai Rp145 miliar dengan kontrak dagang kontrak dagang sebesar USD12,98 juta. (Achmad Ichsan)