Seni memuat segala hal yang dapat dibicarakan oleh masyarakat. Tetapi koleksi karya seni merupakan cara bagaimana mengelompokan, mengolah karya yang ada dan mempertunjukan kembali pada masyarakat. Sistem koleksi belum terbentuk ketika jumlah koleksi belum memadai. Pelajaran berharga dari cara mengoleksi karya seni, baik lukisan, patung atau karya seni instalasi adalah kembali memajangnya di ruang pamer. Baik secara otonom atas nama kolektor atau pameran bersama atas nama organisasi.
Sistem koleksi tentu akan terlihat jelas, bagaimana pengkoleksian dalam satu dekade mempunyai kualitasnya. Hal ini tentu ditunjukan dengan cara memilih, memilah dan mempertajam diskursus karya seni pada zamannya. Bagian terpenting semua itu adalah riwayat karya seni menjadi jelas, terkoleksi. Sehingga dari waktu ke waktu karya yang terkoleksi terlihat, secara sadar atau tidak sadar, mempunyai sistem pembacaan diskursusnya sendiri.
Apa yang dilakukan OPC Indonesia, melalui pameran “COALESCE”, merupakan bagian terpenting dari ekosistem seni rupa kini, kenapa? Selain diskusi, anggota OPC (One Piece Club) juga didorong untuk belajar membangun koleksi. Juga menemukan karya-karya seni kontemporer dengan gagasan baru yang memungkinkan menambah koleksi. Itulah yang menjadi landasan kolektor berkumpul, membuat pameran bersama dan mendorong tumbuh kembangnya cara membuat diskursus seni rupa.
Pameran yang dilaksanakan OPC (One Piece Club) pada 24-26 Agustus 2023 bertempat di ROH, Jl Surabaya 66 Jakarta. Menampilkan 29 anggota, angkatan 2019 dan 2022. Sedianya pameran akan dilaksanakan pada tahun 2019, tetapi karena COVID, pameran jadi tertunda. Gerakan kolektor ini membawa angin segar untuk seniman-seniman yang produktif sebab ekosistem seni yang membentuk dunia seni rupa, kolektor, membuat pergerakan yang mempunyai trigger positif untuk kehidupan seni rupa.
Dengan tujuan untuk menumbuhkan apresiasi seni generasi mendatang dan untuk mendukung seniman yang masih hidup, anggota diwajibkan untuk memperoleh setidaknya satu karya seniman kontemporer yang masih hidup setiap tahunnya. Demikian jika menyimak OPC melalui websitenya opcindonesia.org. Lembaga ini didirikan oleh Ms Hiroko Ishinabe di Jepang tahun 2007.
Sedangkan di Indonesia didirikan oleh Dr Melani W. Setiawan dan Tom Tandio. Pada tahun 2019, tepatnya 30 Agustus, mendirikan kantor di Jakarta. Board members OPC Indonesia terdiri dari cosmas Gozali, Winda Malika Siregar dan Dian Sastrowardoyo. Pameran OPC kali ini menghadirkan 47 karya seni. Semua karya telah terkoleksi oleh kolektor. Keragaman karya yang menjadi pertunjukan yang menarik pameran kali ini.
“Pameran OPC akan diselenggarakan setahun sekali. apa yang dipamerkan ini merupakan
pembelian one piece setiap setahun sekali yang dilakukan oleh member”,ujar Dr Melani W. Setiawan, founder OPC Indonesia.* (FA)