Seni sebagai medium dalam mengupas masalah sosial, khususnya bagian sosial terkecil dalam masyarakat. Yakni keluarga, memberi model bagaimana edukasi keluarga terbentuk dalam ‘ruang’ problem solving yang dinamis. Kenapa begitu? Kolaborasi antar anggota keluarga merupakan kekuatan tersembunyi, bagaimana saling pengertian antar anggota keluarga menjadi tumpuan menjungkit masalah keluar dan mendapatkan penyelesaian.
Melalui seni pembentukan karakter antar anggota keluarga mendapatkan posisi yang secarasadar menjadikan proses dalam berkeluarga bergulir. Melalui identitas masing-masing anggota keluarga menempati posisinya masing-masing. Begitulah proses yang terjadi dalam memanfaatkan seni sebagai kreativitas, jalan berpikir, keluarga Kukuh Prabowo ini. Pendekatan wujud seni, melalui bentuk-bentuk karya seni, menjadi medium pengertian yang komprehensif antar anggota keluarga.
Pameran seni rupa yang pesertanya anggota keluarga, ibu, bapak dan anak-anak, yang bertempat di Ruang Garasi, Jl Gandaria IV No 2, Gandaria, Jakarta Selatan. Berlangsung dari tanggal 12 -31 Desember 2022. Juga membuat workshop untuk umum, tentang hasil karya yang telah dicapai oleh keluarga Kukuh Prabowo ini. Workshop dilakukan setiap akhir Minggu.
Kegiatan workshop selama pameran diantaranya:
Workshop “punch needle” (Sabtu 17 des’22 jam 16.00 – 18.00) 100K/org termasuk bahan
Workshop “sabun alami” (Minggu 18 des’22 jam 13.30 – 15.00) 100K/org termasuk produk jadi
Workshop “macrame” (Minggu 18 des’22 jam 16.00-18.00) 100K/org termasuk bahan
Workshop “crochet” (Kamis 22 des’22 jam 15.00 – 17.00) 100K/org termasuk bahan.
Melalui pameran, berjudul La Familia, dari hasil buah tangan keluarga Kukuh beserta putra putrinya ini. Karya seni terlihat sebagai hasil kerja intens keluarga dalam hidup keseharian. Selain itu karya seni juga sebagai metode pendidikan dalam penciptaannya.
“Semua kegiatan baik yang akademis maupun non akademis dilakukan untuk pembentukwn karakter anak jadi saling menunjang dan bagus untuk pertumbuhan pribadi anak” ,tegas Ratna Hayati, Ibu dari Maria Clara Dewi Arumdapta (anak 1) 19 tahun, Gabriella Auberta Kinasih Larasati (anak 2) 10 tahun, Michaela Alexandra Prasetyanti (anak 3) 8 tahun, Rafael Demetrio Banyubiru (anak 4) 5 tahun, mengakhiri percakapan dengan penulis.*