Menafsrkan jeda, ternyata tetaplah suatu aktifitas yang juga butuh kreatifitas. Mengartikan jeda, lebih kepada sesuatu yang tidak terburu-terburu, tidak mudah percaya atau terpedaya oleh hiruk pikuknya kehidupan yang ada di media sosial, berita- berita atau cerita keseharian.
Menurut artinya, jeda dalam berbagai istilah yaitu rehat, cuti , reses, retreat, khalwat dalam sufisme dan vassa dalam kepercayaan Buddha sesungguhnya bukanlah tidak melakukan apa-apa atau tidak berhenti mutlak. Proses semacam itulah yang dijalani beberapa waktu ini.
Begitulah jeda yang akan menjadi konsep pameran tunggal Baron Basuning, seniman Jakarta. Pameran akan dlaksanakan pada hari Jum’at, 3 November 2023, jam 4 PM – 7 PM, at 25th Floor, Aston Kemayoran City Hotel, Jl. HBR Motik No. 4 Jakarta Pusat.
Pameran ini memberi abstraksi, bagaimana Baron menelusuri waktu yang telah dia lakoni dalam hidup, dalam ruang-ruang yang penuh dengan jeda. Ruang nyata yang sebenarnya tidak memberi kenyataan. Sehingga keterhubungan antara gaya lukisnya yang abstrak dan judul pameran menjadi satu dalam ruangan yang berlatar belakang kaca ini.
“Ibarat makanan masuk ke dalam mulut yang perlu di cerna, terasa samar-samar rasanya, saya melihat sesuatu dari jauh sebelum mendekat”, pungkas Baron menjelang persiapan pembukaan pamerannya di studio lukisnya.*