Patung zaman dulu yang masih terlihat bentuknya hingga hari ini, tersebar diseluruh dunia, sebagian besar menggunakan batu sebagai materialnya. Sekumpulan patung yang disebut arca, menunjuk wilayah tertentu dalam masyarakat bahwa tempat itu sebagai bagian dari tempat pemujaan, peribadatan dan sembahyang pada masanya. Pemeliharaan oleh masyarakat komunal menjadikan patung terawat. Hingga dapat menjadi warisan kebudayaan hari ini.
Waisan patung-patung itu, bisa dilihat di daerah Nias, Batak, Toraja, Sumatera selatan, Kalimantan ,dan Papua. Berbagai patung dengan bentuk beragam, khususnya patung simbolik juga ada patung untuk pemujaan. Bahkan kini patung yang menjadi ciri khas daerah tersebut diperdagangkan dalam bentuk patung dengan ukuran kecil-kecil agar mudah dibawa kemana saja.
Patung yang dulu diciptakan oleh masyarakat komunal, kini patung diciptakan oleh individu untuk kepentingan artistik indoor atau outdoor. Dulu patung digunakan untuk pemujaan, hanya ada di tempat tertentu, pada awal dikenalnya pembuatan patung atau arca, kini patung diketahui sebagai hasil industri untuk hiasan berbagai tempat.
Serangkaian patung yang ditampilkan oleh Asosiasi Pematung Indonesia, Chapter Jakarta. Memuat representasi patung-patung kekinian yang memasuki wilayah kontemporer. Terlihat dari karya mereka kebebasan penciptaan menjadi hal yang utama. Pameran patung bersama berjudul Re-Generasi ini mewakili diskursus tersebut, diadakan di Semesta Gallery, Jl Taman Sari 1/77, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pameran akan dilaksanakan pada21 Oktober- 4 November 2023, Opening: 21 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib
Para pematung yang menjadi peserta pameran: Agus Salim, Agus Widodo, Beby Charles, Benny Ronald Tahalele, Bernauli Pulungan, Budi P M Tobing, Cyca Leonita, Darwin, Demas Fajar Ariya, Dianthus Pattiasina, Hanung Mahadi, Harry Susanto, Henry The Koi, Hilman Syafriadi, Jack S Riyadi, Kusmei Santo, RM Suarsono, Teddy Murdianto, Yana W Sucipto, Yani M Sastranegara.
“Kini pengaruh dari gejala kontemporer, ekspresi bebas dan individual, bahkan pembuatan material yang bebas. Termasuk pemakaian benda industri menyebabkan manifestasi patung berkembang pesat, mulai dari bentuk, estetika hingga material”,pungkas Merwan Yusuf, kurator pameran. *(Frigidanto Agung)