Memaknai gambar layaknya mencermati harapan. Jika harapan terletak pada keinginan maka gambar ada pada tatap mata. Gambar terlihat pada sekitar kita mempunyai makna dan menempati ruang. Gambar dan harapan bergerak beriringan. Mengupas makna gambar menggunakan berbagai pendekatan mempermudah membuat pengertian. “Tentang apa dibalik makna gambar. Sedangkan harapan yang terletak pada keinginan selalu saja mencari makna”,Hagung Sihag, seniman.
Pendekatan tentang pengertian gambar diatas berdasar pameran tunggal Hagung Sihag, perupa yang mendalami idiom Petruk sebagai seni instalasi yang dipamerkan di Rolling Door Art Gallery, Jl Durian 47Bm Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mulai tanggal 9-30 September 2021. Pembukaan dilakukan pada tanggal 9 September , jam 4-6 wib.
Menurut Frigidanto Agung, kurator pameran, keluyuran mendasarkan pada refleksi pemikiran tokoh pewayangan bernama Petruk. Salah satu anggota punakawan. Petruk adalah model perlawanan terhadap ketidak seimbangan dalam kehidupan. Petruk memberi trigger terhadap ketidak adilan. Petruk berperilaku mengingatkan, secara tidak sadar, pada orang lain. Tidak dengan menyuruh, menasehati atau berpihak pada dirinya. Tetapi Petruk memperlihatkan daya lakunya dalam hidup.
Hagung Sihag, selain itu dalam perjalanan membidangi seni grafis Hagung juga mendirikan rumah grafis Sekar Grafis Design & Ilustrasi, sejak 2004. Juga menjadi juri lomba desain dan ilustrasi nasional dan internasional. Sekitar tahun 2003 mulai mengajar di DKV Binus University hingga sekarang dan sejak tahun 2011 diberi kepercayaan sebagai Head of Program – Creative Advertising. Melanjutkan S2 di DKV Pascasarjana ISI Yogyakarta 2013. Melakukan beberapa penelitian desain dan budaya atas sponsor DIKTI tahun 2007-2008, dan terus melakukan penelitian desain atas sponsor Binus University sejak tahun 2010 hingga sekarang.
Tetapi pameran Keluyuran ini, dikerjakan Hagung Sihag, seniman yang biasa mengerjakan desain grafis, memperlihatkan konseptualisasi bahwa Petruk adalah idiom perilaku makhluk yang dapat dicerna dengan lugas, tegas dan nyata. Pemikiran yang disajikan dalam karya seni dengan dasar konseptual ini. “Penggunaan berbagai material, sebagai jembatan bahwa tidak hanya satu material yang dapat dipakai untuk mengulas pemikiran”,pungkas Frigidanto Agung.