Perhiasan tidak hanya sebagai penunjang penampilan, melainkan juga sebagai sarana meningkatkan rasa percaya diri. Kalangan pencinta perhiasan kini bukan hanya orang-orang tua yang sudah mapan, tetapi generasi muda pun ramai-ramai memburu untuk mengkoleksinya.
Saat menghadiri sebuah acara amal di London pada Januari 2015, penampilan Kate Middleton sangat menarik dan memukau perhatian publik. Istri Pangeran Williams ini menyempurnakan gaun coklat yang dikenakannya dengan sepasang anting emas buatan Indonesia. Kate Middleton membeli anting itu, di butik Mirabelle Jewellery di London Utara.
Beberapa saat kemudian, setelah foto-foto Kate Middleton bertebaran di internet, anting buatan pengrajin dari sebuah desa di Indonesia itu langsung popular dan banyak peminatnya. Pihak butik Mirabelle Jewellery pun mendapatkan berkah dari perhiasan kerajinan tangan buatan Indonesia tersebut.
Menurut Veronique Henry, pendiri Mirabelle Jewellery, perhiasan anting logam mulia yang popular di Inggris tersebut dibuat oleh sebuah keluarga perajin di sebuah desa kecil di Indonesia. Anting logam mulia yang popular berkat Kate Middleton tersebut, hanya salah satu perhiasan buatan Indonesia yang telah mendunia dan digemari masyarakat mancanegara.
erhiasan memang tidak bisa dipisahkan dengan kaum hawa, baik sebagai aksesoris maupun untuk koleksi. Bagi sebagian orang, perhiasan tidak hanya sebagai penunjang penampilan, melainkan sebagai sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri. Oleh karena itu, tidak sedikit pesohor di Tanah Air maupun mancanegara yang rela menguras pundi uangnya untuk membeli perhiasan dalam bentuk emas, permata, maupun berlian, dan lainnya.
Sementara itu, bagi para pengrajin dan pelaku industri kerajinan di Indonesia, tingginya minat perhiasan di pasar ekspor menjadi harapan yang menggembirakan. Selain itu, dengan tingginya ekspor perhiasan juga menguntungkan negara karena dapat memberikan pemasukan devisa serta menopang perekonomian yang didukung oleh industri kerajinan skala kecil hingga besar.
Kementerian Perindustrian terus memacu kinerja industri kerajinan padat karya yang berorientasi ekspor, salah satunya sektor industri kerajinan perhiasan yang sampai saat ini terus menjadi sektor andalan. Kemenperin menyebutkan industri kerajinan perhiasan dan aksesoris menyerap tenaga kerja sebanyak 43.348 orang dan menghasilkan devisa melalui ekspor pada 2018 sebesar US$3,31 miliar. Selama ini pasar ekspor terbesar produk kerajinan perhiasan dari Indonesia adalah wilayah Timur Tengah dan Uni Eropa.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih, industri kerajinan perhiasan di Indonesia sudah berkembang, di mana nilai ekspor pada 2017 mencapai US$2,6 miliar dan meningkat menjadi US$3,31 miliar pada 2018. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, peran produk kerajinan perhiasan dan permata untuk keseluruhan ekspor Indonesia pada tahun 2018 cukup besar, yakni mencapai 3,59 persen.
Branding dan Daya Saing
Kemenperin terus mendorong penguatan branding produk kerajinan perhiasan Indonesia agar lebih berdaya saing di tingkat pasar global. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekspor guna memperkuat struktur pereknomian nasional. Menurut Gati Wibawaningsih, para anggota Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) secepatnya harus menciptakan branding perhiasan asli Indonesia yang lebih kompetitif di pasar internasional.
Perhiasan merupakan salah satu komoditas andalan yang cukup berkontribusi terhadap peningkatan nilai ekspor nasional. Guna semakin meningkatkan nilai ekspor perhiasan nasional, Kemenperin telah melakukan inisiasi dan koordinasi dengan pihak terkait agar produk kerajinan perhiasan dari Indonesia tidak terkena tarif bea masuk di negara tujuan ekspor.
Menurut Gati Wibawaningsih, di antara pasar ekspor yang potensial untuk produk kerajinan perhiasan Indonesia adalah Turki dan Dubai. Namun, ekspor perhiasan Indonesia ke pasar potensial tersebut masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 5 persen. Sedangkan Singapura dikenakan tarif bea masuk produk perhiasan ke Dubai sebesar 0 persen, hal itu terjadi karena kedua negara telah memiliki perjanjian Free Trade Agreement (FTA). Sementara itu, Indonesia dengan Dubai belum memiliki perjanjian FTA.
Langkah strategis Kemenperin lainnya adalah aktif memfasilitasi IKM perhiasan di dalam negeri untuk ikut partisipasi pada pameran tingkat nasional dan internasional. Menurut Gati Wibawaningsih, tujuan mengikuti pameran perhiasan adalah selain mempromosikan produk unggulan, juga memperluas jaringan pasar hingga mampu menembus pasar ekspor.
Salah satu pameran produk kerajinan perhiasan yang bergengsi adalah Surabaya International Jewelry Fair (SIJF) 2018 yang merupakan wujud kerja sama antara APEPI dengan Dewan Kerajinan Nasional Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 25-28 Oktober 2018 di Grand Ballroom Shangri La Hotel, Surabaya, Jawa Timur.
Ditjen IKM Kemenperin memfasilitasi sebanyak 30 pelaku usaha tampil di SIJF 2018 untuk mempromosikan produk perhiasan dan aksesoris terbaik mereka, seperti, perak, emas, berlian, mutiara dan permata serta batu-batuan. “Peserta ini memperkenalkan desain perhiasan terbarunya yang diproduksi melalui teknologi terkini, yang tentunya mengikuti tren saat ini,” ungkap Gita Wibawaningsih.
Selain itu, Ditjen IKM Kemenperin juga memiliki program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan daya saing perhiasan nasional, yaitu melalui pelatihan dan pendampingan tenaga ahli desainer, bantuan mesin dan peralatan khususnya di Unit Pelayanan Teknis (UPT), peningkatan keterampilan SDM melalui pendidikan dan pelatihan produksi, serta perbaikan iklim usaha terkait dengan regulasi di bidang fiskal untuk kemudahan impor bahan baku.
Melalui upaya peningkatan daya saing perhiasan nasional tersebut diharapkan agar dapat memberikan dampak positif, baik bagi pelaku industri kerajinan perhiasan maupun masyarakat secara umum, melalui pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Sementara itu para pelaku produsen, perajin UKM dan eksportir kerajinan Indonesia yang tergabung d ASEPHI, pada bulan April nanti dalam “hajatan” pameran kerajinan Inacraft Fair juga akan mengangkat tema produk kerajinan perhiasan dan akssories Indonesia. Geliat dan minat akan hasil karya pelengkap fashion ini akan hadir dalam bentuk crafts forum dan workshop bertajuk Bold, Bright and Beautiful Indonesian Jewellery & Accessories. (Ahmad Jauhari)