Potensi perairan laut Indonesia menawarkan sejumlah peluang usaha yang belum tergali secara optimal. Salah satunya, adalah budidaya mutiara air laut yang memiliki nilai pasar sangat tinggi.
Menurut Nunik Anurningsih, pemilik Aulia Jewllery dan pendiri Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YMLI), mutiara merupakan satu-satunya permata yang berasal dari makhluk hidup, yang didapat bukan dengan cara menggali tambang, melainkan dengan cara budidaya. Mutiara diperoleh dari tubuh kerang, yang semua komponen tubuhnya dapat dimanfaatkan, kulit kerang untuk kerajinan, dagingnya untuk dikonsumsi, dan mutiara untuk perhiasan. Dengan demikian, usaha mutiara merupakan usaha yang tidak mencemari lingkungan.
Dalam menjalankan budidaya mutiara, membutuhkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Sebab, untuk membudidayakan mutiara memerlukan lingkungan perairan laut yang bersih dan tidak tercemar oleh sampah untuk memastikan kerang mutiara tetap hidup dan berkualitas baik.
Mutiara air laut Indonesia memiliki kualitas keindahan yang sangat mempesona. Menurut Nunik, standar harga mutiara air laut Indonesia ditentukan oleh warna, bentuk, ukuran, ketebalan, dan pesona kemilau mutiara. Perhiasan mutiara rata-rata dijual seharga Rp800 ribu ke atas, tergantung desainnya. Salah satu produk perhiasan mutiara yang eksklusif, berasal dari perairan laut Papua.
Mutiara air laut Indonesia, merupakan salah satu batu permata terbaik yang ada di dunia. Tidak hanya sekadar perhiasan, mutiara juga memiliki nilai investasi bisnis yang menjanjikan hingga puluhan juta. Seiring banyaknya permintaan pasar, maka sering pula beredar di pasaran produk mutiara dalam bentuk tiruan.
Menurut Nunik, untuk mengenali mutiara asli dapat dilakukan dengan cara latihan meraba bentuk mutiara. Salah satunya, dengan memipis perlahan mutiara tersebut di antara gigi atas dan gigi bawah. Apabila permukaan cenderung berpasir, menandakan keaslian. Sedangkan apabila permukaannya licin maka umumnya merupakan mutiara buatan.
Untuk mengidentifikasi mutiara laut asli secara lebih akurat, dapat dilakukan dengan memeriksa lebih lanjut di laboratorium. Selain itu, untuk membedakan mutiara asli dengan buatan juga bisa dilihat dari warnanya. Menurut Nunik, mutiara budidaya Indonesia memiliki dua kelompok warna, yakni gold dan white. Untuk warna gold umumnya memiliki gradasi kuning, champagne, gold dan imperial gold. Sedangkan warna white bervariasi antara putih, krem, pink, kebiruan, dan silver.
Faktor lain yang membuat mutiara asli menjadi sangat eksklusif dan mahal adalah lustre, nacre, dan size. Lustre merupakan sinar yang dipantulkan mutiara. Mutiara dengan kemilau tinggi mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kilau yang redup. Nacre adalah lapisan yang menutupi ‘nucleii’, biasanya terdiri dari kalsium dan aragonit semacam kristal kalsium karbonat. Tren pesona mutiara yang banyak diminati pasar, adalah mutiara warna gold. Semakin tua warna gold-nya, semakin mempesona dan semakin banyak dicari para kolektornya. (Ahmad Jauhari)