ISTANA MANGKUNEGARAN, SURAKARTA, 02 OKTOBER – Perayaan Hari Batik Nasional tahun ini diramaikan dengan kegiatan “Membatik untuk Negeri” oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo didampingi Ibu Negara, Ibu Iriana Joko Widodo bersama 500 pembatik, di tempat yang menjadi simbol kelahiran batik. Acara ini diselanggarakan dan dipersembahkan oleh Yayasan Batik Indonesia.
Kegiatan ini utamanya ditujukan untuk memberi statement kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat global, bahwa batik adalah warisan budaya tak benda milik Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi – Uni Emirat Arab. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat pembatik dan apresiasi masyarakat terhadap batik tradisional Indonesia, sehingga pasar batik yang sudah sedikit menurun dapat bangkit kembali.
Batik dapat menjadi salah satu simbol persatuan Indonesia. Dengan berbagai keragaman di dalam negeri ini, batik merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang dapat digunakan dalam keseharian seluruh masyarakat khususnya dalam berpakaian.
Turut mendukung kegiatan ini dari sejumlah badan pemerintah adalah Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Luar Negeri RI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Acara ini juga didukung oleh para badan yang memiliki kecintaan tinggi terhadap berkembangan batik di Indonesia antara lain OSO Securities, Djarum Foundation dan Bank BRI.
Dalam rangka tahun ke-10 pengakuan UNESCO untuk Batik Indonesia, Presiden RI bersama Yayasan Batik Indonesia melakukan peluncuran buku dan e-book “Batik Indonesia”. Dengan ini, masyarakat dapat menikmati dengan mudah akses informasi terhadap pengetahuan umum mengenai batik, yang juga dapat di unduh melalui website www.yayasanbatikindonesia.id yang diluncurkan pada 24 September 2019 silam di Kementerian Perindustrian RI. Buku ini dilengkapi dengan teknologi AR (Augmented Reality) yang dalam hal ini dapat meningkatkan ketertarikan generasi muda dalam mempelajari batik. Diharapkan juga ilmu pengetahuan mengenai Batik Indonesia dapat masuk ke kurikulum sekolah, sehingga batik sebagai warisan budaya dapat terus ter-regenerasi. (achmad ichsan)