Teknologi dan inovasi sangat diperlukan untuk menambah kreasi dan variasi pada produk agar dapat meningkatkan daya saing di pasar ekspor.
Produk kerajinan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi semakin banyak diminati. Besarnya perhatian masyarakat pada sesuatu yang berbeda, unik, dan menarik tentu menjadi peluang pasar yang sangat menjanjikan.
Saat ini, industri kerajinan cukup berdaya saing dalam keunikan dan kreativitas pada beragam produknya. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Dirjen IKM Kemenperin), Gati Wibawaningsih, mengatakan, di tengah kemajuan era digital saat ini, para pelaku IKM harus membidik peluang pasar secara tepat.
Menurut Gati, inovasi yang bernilai komersial merupakan kunci sukses dalam bisnis. Untuk itu, lanjutnya, Kemenperin telah memfasilitasi pengembangan inovasi bagi pelaku IKM melalui Bali Creative Industry Center (BCIC). “BCIC selama ini mengumpulkan para kreator dan inovator dalam sektor fashion, kerajinan, dan industri teknologi informasi dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Gati menambahkan, di antara sektor IKM yang bisa dikembangkan melalui sentuhan teknologi dan inovasi ialah industri mebel dan kerajinan. Kedua sektor industri ini memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Menurut Gati, industri mebel dan kerajinan tidak hanya memiliki nilai strategis secara ekonomis, tetapi juga politis yang memberikan kontribusi pada ekonomi Indonesia.
Gati menyebutkan, ekspor mebel pada 2016 sebesar US$1,04 milliar. Sementara itu, berdasarkan data Kemenperin, pada 2015 terdapat 21.643 unit usaha IKM dengan jumlah tenaga kerja 436.764 orang, serta nilai investasi diperkirakan Rp5,8 triliun.
Data tersebut menunjukkan, industri mebel merupakan industri padat karya yang memberikan lapangan pekerjaan dan penghasil devisa yang signifikan bagi Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka penguatan sektor industri tersebut, Kemenperin memiliki enam kebijakan prioritas industri nasional, yaitu penguatan SDM melalui penguatan vokasi industri, pendalaman struktur industri melalui penguatan rantai nilai industri, industri padat karya dan orientasi ekspor, pengembangan IKM dengan platform digital melalui e-smart IKM, pengembangan industri berbasis SDA, serta pengembangan perwilayahan industri.
Program tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan daya saing dan peningkatan produktivitas, penumbuhan populasi industri, serta pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa. Untuk sektor industri mebel nasional, Kemenperin melalui Ditjen IKM berupaya meningkatkan kualitas produk dan SDM yang terus dilakukan secara berkesinambungan.
Selain itu, menurut Gati, teknologi dan inovasi juga diperlukan untuk menambah kreasi dan variasi pada produksi mebel agar dapat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. “Dalam hal ini, Ditjen IKM juga mendukung promosi dan pemasaran produk IKM furnitur,” tambahnya.
Pentingnya Promosi Produk
Pengetahuan dan kemampuan di bidang kreativitas, inovasi, dan teknologi tidak hanya dapat ditingkatkan melalui pelatihan, tetapi juga dapat diperoleh melalui pameran. Menurut Ketua Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla, pameran merupakan sarana promosi dan penjualan yang diharapkan mampu menjadi media pembelajaran bagi pelaku industri kerajinan di bidang kreativitas, teknologi, dan manajemen, khususnya bagi perajin binaan Dekranasda di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mufidah dalam pembukaan Kriyanusa Dekranas 2017 pada 27 September 2017 lalu. Pameran yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo ini juga dihadiri oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Pembelajaran kepada masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi melalui pameran atau festival juga dilakukan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bekraf mendukung pelaksanaan festival iptek dan inovasi terbesar di Indonesia pada 2017, yakni Habibie Festival 2017 yang digelar pada 7 hingga 13 Agustus 2017 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Menurut Ilham Akbar Habibie selaku penyelenggara Habibie Festival 2017, festival ini menghadirkan sejumlah pelaku ekonomi kreatif digital yang ambil bagian sebagai eksibitor dan pengisi kelas-kelas ataupun workshop ekonomi kreatif yang diharapkan semakin memberikan kontribusi signifkan dalam perekonomian nasional. Berdasarkan survei Bekraf bersama dengan Badan Pusat Statistik pada 2016, industri ekonomi kreatif di Indonesia pada 2015 lalu tercatat menyumbangkan Rp852 triliun pada pendapatan domestik bruto (PDB) nasional dengan total 15,9 juta tenaga kerja yang terserap.
Kepala Bekraf Indonesia Triawan Munaf berharap, Habibie Festival dapat menjadi ajang pembelajaran, berbagi, dan apresiasi atas pencapaian industri ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. (Achmad Ichsan)