Rahardi Ramelan, merupakan salah satu penggagas ASEPHI Emerging Award. Mantan birokrat dengan segudang jabatan ini, mengaku pasca purna bhaktinya dibirokrasi, ia ingin fokus di sektor kerajinan nasional. “Setelah malang melintang di berbagai jabatan eksekutif, saya memiliki obsesi ingin memajukan kerajinan nasional,” ucapnya.
Di event kedua ASEPHI Emerging Award 2019, ayah dua anak Basti dan Kunthi buah pernikahannya dengan Dokter Tumbu Astiani ini, menjabat sebagai Kurator sekaligus Dewan Juri. “Sebagai juri, kami mencari produk kerajinan berkualitas yang layak diajukan sebagai nomine atau calon pemenang Emerging Award 2019,” ujar Rahardi. Rahardi yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia, menambahkan, pada periode kedua Emerging Award 2019 ini, semakin banyak produk yang diseleksi dan kian berkualitas. “Dulu belum ada pilihan, sekarang banyak pilihan jadi lebih sulit,” terangnya.
Pada anjang ini, lanjut Rahardi, ia melihat ada sesuatu yang lain khususnya saat penjurian. Dimana tidak hanya produk jadinya atau tampilan fisik yang dinilai, tapi banyak pertimbangkan lain seperti materialnya, prosesnya, termasuk usia perajinnya yang harus dibawah 40 tahun dan apakah sudah lama atau belum sebagai perajin.
Target Emerging Award, menurut Rahardi yang juga Ketua Dewan Pembina Indonesian Profesional Photografer Assosiation (IPPA), begitu pemenang Emerging Award diumumkan bisa menginisiatif dan mempengaruhi industri kerajinan nasional untuk memproduksi dan memasarkan barang tersebut. “Diharapkan, bisa menjadi suatu tren produk kerajinan baru atau trendsetter,” paparnya.
Rahardi menilai, produk kerajinan yang ikut dilombakan dalam Emerging Award 2019, tidak kalah bagusnya dengan produk-produk dari luar. Ia menambahkan, sudah banyak produk kerajinan nasional yang memperoleh award internasional, mulai dari produk kerajinan ukiran kayu, kain batik, kain tenun dan lainnya.
Rahardi berpendapat, kalau secara keseluruhan produk kerajinan dikerjakan dengan baik, maka industri kerajinan nasional akan lebih unggul, di banding produk kerajinan dari luar negeri di anjang internasional. “Karena, SDM perajinnya ada di setiap daerah, materialnya juga berlipah, serta budayanya aneka ragam,” tuturnya.
Sementara itu, pergeseran zaman atau perkembangan teknologi Industri 4.0, menurut Rahardi, tidak akan mempengaruhi perubahan terjadap produk kerajinan. Semakin banyak penggunaan tekknologi, justru akan semakin marak produk industri kerajinan.
Rahardi optimis, dengan kemajuan sektor kerajinan melalui pebinaan organisasi profesi serta penganugerahan penghargaan Award buat perajin yang kreatif serta inovatif dalam melahiran produk kerajinan yang terbarukan-trendsetter, akan iikut memajukan perekononian nasional dan memberikan kontribusi pemasukan devisa buat bangsa dan negara. (Adyan)