PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 218 miliar (+47% yoy, -44% qoq) pada kuartal II-2024 atau 2Q24
Hasil ini membuat laba bersih selama semester I-2024 atau 1H24 menjadi Rp 608 miliar (+36% yoy).
Stockbit Sekuritas dalam ulasannya menyebutkan bahwa raihan itu relatif sejalan dengan ekspektasi karena setara 55%/53% estimasi FY24F dari Stockbit/konsensus.
“Kinerja SIDO secara kuartalan pada 2Q24 merupakan normalisasi dari kinerja yang sangat tinggi pada 1Q24, kendati tetap tumbuh signifikan secara tahunan berkat efek low–base pada tahun lalu,” sebut ulasan Stockbit dikutip Kamis (25/7/2024).
Stockbit memperkirakan kinerja SIDO pada 2H24 tidak akan setinggi 1H24, sehingga mereka mempertahankan estimasi laba bersih FY24 mereka di level Rp 1,1 triliun.
“Meski demikian, realisasi kinerja SIDO selama FY24 berpeluang melebihi estimasi kami jika permintaan produk perseroan pada 2H24 melonjak seiring potensi curah hujan tinggi akibat La Nina. Manajemen sendiri mempertahankan guidance pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar mininum 10% untuk tahun ini,” ungkap Stockbit.
Menurut Stockbit, kinerja SIDO pada 2Q24 tergolong masih solid dengan pertumbuhan penjualan +13% yoy dan margin laba kotor yang lebih tinggi di level 56,8% (vs. 2Q23: 52,8%) berkat penurunan harga bahan baku.
Segmen F&B melanjutkan tren pertumbuhan kencang dengan penjualan tumbuh +21% yoy, sehingga kontribusinya kini mencapai 38% dari total pendapatan perseroan pada 2Q24 (vs. 2Q23: 35,4%). Menurut manajemen SIDO, cuaca panas ekstrem yang terjadi di kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu faktor yang mendorong permintaan energy drink – terutama di Malaysia – selain semakin bertambahnya pekerja pada sektor konstruksi di negara tersebut.
Stockbit menyebut, manajemen SIDO cukup percaya diri bahwa margin laba kotor dapat bertahan di level yang tinggi pada 2H24 (vs. 1H24: 58,2%; 1H23: 53,1%), ditopang oleh peningkatan stok bahan baku ketika harga sedang rendah pada 2Q24.