Merespon perubahan iklim dan pemulihan ekosistem pesisir, perusahaan rokok asal Kudus, Djarum. Melalui Bakti Lingkungan Djarum Foundation menyelenggarakan program penanaman mangrove di Mangkang Mangunharjo, Semarang dan area sekitarnya.
Program yang bertajuk Djarum Trees for Life (DTFL) yang dimulai sejak tahun 2008 itu kini telah sukses menanam lebih dari satu juta mangrove di wilayah pantai utara Jawa Tengah. Program yang memiliki visi menjaga kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk komitmen Djarum dalam penyaluran program CSR-nya.
Mangrove dipilih sebagai bagian dari program DTFL mengingat perannya yang signifikan sebagai penyeimbang keanekaragaman hayati, dan utamanya sebagai bentuk mitigasi bencana alam.
“Preservasi mangrove perannya sangat penting dalam menjaga ekosistem alam. Kami sudah melihat sendiri bagaimana daerah Mangkang menjadi relatif lebih aman dari ancaman banjir rob selama beberapa tahun terakhir,” ujar FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation.
Hal ini pula yang mendasari pilihan Desa Mangkang, Mangunharjo, Jawa Tengah, sebagai salah satu titik lokasi piihan yang memiliki tingkat kerawanan terhadap abrasi cukup tinggi, sehingga dulunya sering dilanda banjir rob.
Menurut Supanji, hal paling penting lain dari program tersebut adalah pembangunan ekonomi masyarakat pun bertumbuh, baik itu karena ekosistem perairan yang ikut pulih sehingga membantu usaha para nelayan, maupun sentra-sentra kerajinan yang muncul sebagai industri turunan dari rehabilitasi mangrove.
Dampak ekonomi yang dirasakan oleh penduduk Desa Mangkang juga cukup signifikan. Selain pulihnya tambak yang semula seringkali rusak oleh abrasi air laut, kini masyarakat nelayan di Desa Mangkang menghidupkan kembali ekonomi desanya dengan budidaya kerang hijau dan keramba ikan.
Selain itu, warga juga menggeluti usaha kerajinan batik dengan menggunakan bahan pewarna alami dari pigmen mangrove, serta memproduksi sirup berbahan dasar buah mangrove. Produk-produk ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Jawa Tengah, tetapi juga merambah wilayah lainnya.
Warga sangat antusias dengan upaya pemulihan mangrove ini. Kami tidak hanya belajar mencintai alam dan menghormati bumi, kami juga menerima ilmu-ilmu baru dari para peneliti dan akademisi yang diikutsertakan.
“Berkolaborasi oleh Djarum Foundation yang memperkaya wawasan kami terhadap olahan-olahan berasal dari mangrove. Saya bahkan sudah menurunkan ilmu bertani mangrove ini ke anak saya, dengan harapan generasi berikutnya akan terus menjaga kelestarian mangrove di wilayah ini,” ujar Sururi, salah satu petani mangrove binaan Djarum Foundation.
Meski merupakan milestone yang monumental bagi program DTFL, perjalanan penanaman mangrove ini tidak akan berhenti sampai di sini. Penanaman terus berlanjut di Desa Mangkang untuk mencapai target 3.400 meter garis pantai.
Pada 23 Oktober 2021 yang lalu 5.000 bibit baru telah ditambahkan. Di tahun depan, Djarum Foundation juga akan menyasar Kabupaten Rembang sebagai salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Tengah dengan total 5.400 hektare hutan mangrove untuk dipulihkan kembali fungsinya,
“Perjalanan ini masih panjang dan tentunya tidak dapat kami lakukan sendiri. Kerja selama 13 tahun ini tidak akan berhenti di sini. Kami akan terus bekerja bersama masyarakat untuk merehabilitasi mangrove baik di kawasan Mangunharjo yang saat ini masih terus kami tanam, maupun wilayah lainnya di Indonesia,” tutup Supanji, pada agenda konferensi pers “Satu Juta Mangrove Untuk Kehidupan”.
Djarum Trees for Life (DTFL) merupakan program dari Bakti Lingkungan Djarum Foundation untuk melestarikan dan menghijaukan lingkungan. Diawali dengan penghijauan di Kota Kudus pada tahun 1979, kini program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.