PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dengan berani memasang target pertumbuhan 10% untuk tahun ini.
Hal itu dilakukan karena melihat pelemahan daya beli diindikasikan dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang menurun pada Februari 2025. IKK menunjukkan penurunan 0,8 poin pada Februari 2025 menjadi 126,4 dari Januari yang sebesar 127,2. Indeks dari hasil survei Bank Indonesia (BI) tersebut menandai penurunan dua bulan berturut-turut, usai pada Desember mengalami peningkatan.
Adapun sejak awal tahun, saham SIDO dalam tren koreksi. Saham SIDO turun 5,93% sejak awal 2025 hingga perdagangan hari ini, Kamis 7-2-2025 lalu, ke level Rp555. Sementara itu, SIDO mencatat laba bersih hingga kuartal III-2024 naik 33% secara tahunan (yoy) menjadi Rp778 miliar. Capaian tersebut didorong oleh peningkatan penjualan, efisiensi biaya, dan kemampuan SIDO dalam mengelola risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sementara, hingga September 2024, SIDO mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp2,63 triliun, meningkat 11% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja produk utama SIDO baik di pasar domestik maupun ekspor. Penjualan ekspor tumbuh 75% dibandingkan tahun lalu, berkontribusi sebesar 8% terhadap total penjualan. (Ikhsan)