Simposium Nasional yang digelar Sido Muncul dan Universitas Andalas menjadi wadah pertukaran pengetahuan antara akademisi, praktisi kesehatan, dan industri dalam mendorong pemanfaatan obat herbal sebagai bagian dari solusi kesehatan yang holistik dan berkelanjutan.
PT Industri Jamu Dan farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menggelar Simposium Nasional dengan tema “Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat” bertempat di Aula Student Center M. Syaaf, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas – Padang pada Selasa, 15 April 2025.
Seminar Nasional yang berlangsung secara hybrid ini diikuti oleh 300 peserta, sebagai wadah pertukaran pengetahuan antara akademisi, praktisi kesehatan, dan industri dalam mendorong pemanfaatan obat herbal sebagai bagian dari solusi kesehatan yang holistik dan berkelanjutan.
Factory Head Sido Muncul, apt. Wahyu Widayani, S.Si mengatakan seminar kesehatan nasional ini merupakan yang ke-52 kalinya dilakukan Sido Muncul sejak tahun 2007, dengan menggandeng Fakultas Kedokteran di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
“Tujuan seminar nasional ini adalah untuk mengkomunikasikan bahwa obat tradisional (herbal) saat ini diproduksi dengan cara-cara yang baik. Kami mengharapkan praktisi tenaga kesehatan berkenan menggunakan produk-produk obat tradisional yang telah melalui proses penelitian,” kata Wahyu Widayani.
Menurut Wahyu, masih banyak masyarakat dan tenaga kesehatan yang menganggap bahwa produksi obat tradisional hanya berdasarkan warisan leluhur. Padahal, saat ini industri telah mengalami perkembangan pesat, menerapkan standar ilmiah dan teknologi modern dalam proses produksi. “Setelah mereka melihat bagaimana sistem produksi kami, mereka jadi lebih tambah percaya untuk menyarankan penggunaan produk-produk herbal kepada masyarakat,” tambahnya.
Wahyu menekankan bahwa dalam proses produksi obat-obat herbal, Sido Muncul telah melewati tahapan riset dan uji ilmiah agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Dari total 52 kali simposium nasional yang telah dilaksanakan, Wahyu melihat terjadinya peningkatan literasi di kalangan mahasiswa, praktisi kesehatan, dan masyarakat yang cukup signifikan. Apalagi setelah pandemi COVID-19, tren “back to nature” semakin nyata.
“Kita lihat pertanyaan-pertanyaan yang masuk juga semakin luas, apalagi setelah pandemi COVID-19, tren “back to nature” semakin nyata. Masyarakat yang membuka diri terhadap obat-obatan (herbal) yang lebih bisa dipertanggungjawabkan,” kata Wahyu.
Secara terpisah, Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat berharap dengan adanya simposium nasional ini, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu atau herbal bisa terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, yaitu dengan saintifikasi jamu berbasis penelitian, dan pelayanan kesehatan.
“Kalau dunia kedokteran ide saya dan nanti kerjasamanya supaya bisa diwujudkan di FK diajarkan khasiat tanaman-tanaman obat dan kegunaannya, jadi dipelajari. Tugas saya nanti, pabrik Sido Muncul membuat bahan baku obat jadi yang misalnya, jahe, temulawak, kunyit terstandar,” tambah Irwan. (Achmad Ichsan)