Ketua BPD ASEPHI Aceh, Amna Yusra mengatakan, usaha handicraft atau kerajinan rakyat Aceh merupakan bagian ekonomi kreatif yang berperan mendorong kesejahteraan rakyat di daerah Aceh.
Selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, produk kerajinan Aceh sarat dengan nilai seni dan budaya. “Keberadaan Asephi pastinya bisa memperkuat misi pemerintah dalam suksesnya program Aceh kreatif. Harapan kita semua kerajinan Aceh bisa menembus pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Saat ini hasil kerajinan Aceh, lanjut Amna, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Banyak produk kerajinanan Aceh, yang diminati oleh pasar nasional maupun mancanegara. Apalagi, Dekranasda Aceh juga terus memberi perhatian pada penguatan dan peningkatan hasil karya kerajinan masyarakat Aceh.
Amna Yusra, menambahkan, BPD ASEPHI Aceh juga aktif dalam mempromosikan produk kerajinan Aceh hingga ke mancanegara. Sebagai organisasi profesi yang menjalin hubungan antara produsen dan perajin, Asephi bersama Dekranasda Aceh terus mengkoordinir para perajin, sehingga lahir kreasi produk yang bermutu. “Program kita ke depan adalah bisa menggiatkan ekspor barang kerajinan sebagai produk ekspor nonmigas, untuk kemakmuran para perajin,” kata Amna Yusra.
Aceh Icon Pameran Inacraft 2020
Sementara itu, terkait Provinsi Aceh sebagai ikon di Pameran Inacraft 2020, Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, DR. Ir. Dyah Erti Idawati, MT. mengatakan, Pemerintah Aceh dalam hal ini telah melakukan persiapan terkait terpilihnya Provinsi Aceh sebagai ikon Pameran Inacraft 2020.
Namun, lanjutnya, kita ketahui bersama, bahwa kesehatan global saat ini sedang menghadapi ancaman serius terkait berjangkitnya Virus Corona atau Covid-19. Sejak kasus ini merebak di awal tahun 2020, WHO memperkirakan Covid-19 telah menyerang lebih dari 200 ribu penduduk dunia. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin penyebaran virus ini semakin meningkat. Maka itu, WHO telah menyatakan penyebaran Covid-19 merupakan pendemic global yang perlu kita sikapi bersama.
Sejalan dengan itu, berbagai kegiatan pemerintahan banyak yang ditunda. Salah satunya Pameran Inacraft 2020 yang seyogyanya berlangsung pada 15–19 April 2020. Pameran Inacraft sendiri merupakan pameran produksi kerajinan terbesar yang diikuti para perajin terpilih dari berbagai wilayah di Indonesia. Pameran Inacraft adalah ajang berkelas internasional karena kegiatan ini mendapat perhatian dari dunia khususnya di Asia Tenggara.
“Bagi Aceh, Pameran Inacraft 2020 ini sangat istimewa, karena Aceh terpilih sebagai icon-nya. Karena itu, perajin Aceh telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari guna mensukseskan kegiatan ini. Sejumlah produk kerajinan pilihan telah siap diangkut ke Jakarta untuk dipamerkan di depan para pengunjung.
Namun, tentu kita harus memperhatikan kepentingan yang lebih besar. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat mahal. Menjaga diri tetap sehat lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19, berbagai bentuk kegiatan pengumpulan massa perlu dihindari. Untuk itu saya mendukung langkah penundaan kegiatan Pameran Inacraft 2020. Karena langkah ini semata-mata untuk melindungi masyarakat,” ujar Dyah.
Dyah pun mengakui, bukan hanya Pameran Inacraft saja yang ditunda. Ada banyak event berkelas dunia di berbagai negara yang juga terpaksa dibatalkan. Langkah ini diambil untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak lagi.
“Untuk itu saya meminta para perajin Aceh dan masyarakat Indonesia menerima keputusan ini dengan lapang dada. Ada baiknya kita semua membantu langkah Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Seraya terus berusaha dan berkarya, jangan lupa untuk berdo’a, semoga ancaman Covid-19 dapat segera diatasi. Tetap tenang, namun selalu waspada, dan tetap semangat,’ terang Dyah. (Achmad Ichsan)