Pemerintah terus berupaya menggenjot agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah agar bankable dan terintegrasi digital. Karenanya itu, KemenkopUKM menggelar “Pelatihan Literasi Keuangan dan Akses Pembiayaan Bagi Usaha Mikro” yang berlangsung di Citra Cikopo Hotel 25 Hingga 27 Juni 2021.
Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM Eddy Satriya menyampaikan pelatihan Literasi Keuangan dan Akses Pembiayaan Bagi Usaha Mikro pada kesempatan kali ini dilaksanakan melihat adanya kondisi bahwa usaha mikro yang mendapatkan akses pembiayaan masih sangat sedikit.
Perusahaan jasa konsultan internasional Pricewaterhouse Coopers (PwC) pada tahun 2019 menyebutkan, 74% Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia belum mendapat akses pembiayaan.
Selain itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) juga menunjukan, mayoritas pelaku UMKM dalam negeri masih belum mendapat akses kepada kredit. Data AFPI pada tahun 2021 menunjukan, dari total sekitar 60 juta UMKM, 46,6 juta atau 77,6 persen di antaranya tidak dapat menjangkau akses kredit perbankan maupun fintech.
Hal diatas dikuatkan dengan adanya studi bertajuk ‘Indonesia’s Fintech Lending: Driving Economic Growth Through Financial Inclusion’, PwC menyampaikan bahwa pemahaman UMKM terkait inklusi keuangan masih rendah. Hal itu menjadi salah satu penyebab 74% UMKM belum memiliki akses pembiayaan.
“Adanya kondisi yang sudah disebutkan tadi mendorong pentingnya pengelolaan dan pelaporan keuangan yang baik bagi usaha mikro. Penyusunan laporan keuangan harus menjadi bagian dari aktivitas UMKM,”ujarnya dalam keterangan resminya.
Eddy mengatakan, laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi melakukan pengambilan keputusan, hingga sarana untuk mengembangkan usaha ke depan.
“Selain itu, untuk mendapatkan pembiayaan dari Lembaga keuangan formal juga sangat diperlukan adanya laporan keuangan yang baik,”sebutnya
Pelatihan Literasi Keuangan dan Akses Pembiayaan Bagi Usaha Mikro di Kabupaten Bogor dengan peserta mayoritas berasal dari profesi jurnalis atau wartawan yang memiliki usaha diberbagai sektor akan diberikan materi tentang manajemen keuangan dan LAMIKRO.
LAMIKRO merupakan aplikasi pembukuan sederhana untuk usaha mikro yand dibuat dengan tujuan agar para pengguna dalam hal ini para penggerak UKM Mikro seluruh Indonesia dapat memonitoring aktfitas keuangan usahanya.
Aplikasi Laporan Keuangan Akuntansi ini memungkinkan pengguna dapat membuat laporan keuangan dengan lebih cepat dan efisien. Selain itu, aplikasi pembukuan ini dapat diakses kapan saja dan di mana saja serta dirancang untuk menjadi fleksibel dengan banyak pilihan berbasis pengguna.
Oleh karena itu, diharapkan juga para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik sampai selesai agar bisa mendapatkan manfaat ilmu pengetahuan sekaligus menjalin kolaborasi antar sesama pelaku usaha sehingga hal tersebut bisa berdampak pada kesejahteraan para peserta.
Untuk diketahui di tahun 2021 ini terdapat 4 program strategis Kementerian Koperasi dan UKM dimana salah satunya adalah transformasi usaha mikro dari informal menuju formal.
Ia menambahkan kegiatan pelatihan bagi SDM Usaha Mikro antara lain Pelatihan Usaha Mikro Berbasis Kompetensi, Pelatihan Vokasional Usaha Mikro di 7 sektor prioritas, Pelatihan E-Commerce; dan Pelatihan Literasi Keuangan dan Akses Pembiayaan. (Achmad Ichsan)