Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dinobatkan sebagai salah satu menteri berprestasi tinggi dalam Kabinet Kerja 2014-2019 di ajang Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja. Lembaga Kajian Nusantara (LKN) bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) memberikan penghargaan tersebut kepada Arief atas prestasinya dalam mengembangkan pariwisata nasional dalam empat tahun terakhir.
Pertimbangan dipilihnya Arief Yahya sebagai menteri berprestasi tinggi dipengaruhi oleh beberapa indikator. Pertama, devisa sektor pariwisata yang terus naik dari tahun ke tahun. Kedua, sektor pariwisata yang berkembang semakin besar menciptakan banyak kesempatan kerja yang menggerakan ekonomi lokal.
Kementerian Pariwisata pun telah mencanangkan program pengembangan sumber daya manusia untuk menyongsong industri pariwisata 4.0. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, program tersebut penting untuk menyiapkan SDM pariwisata yang berorientasi kepada wisatawan milenial.
Menurut Arief, program pengembangan SDM termaktub dalam syarat sebuah industri sah melakukan transformasi. “Dalam melakukan transformasi, saya menggunakan rumus commitment, competence, dan champions keys,” ujarnya.
Dalam menyiapkan SDM pariwisata 4.0, Arief menjelaskan, Kementerian Pariwisata telah merencanakan enam program. Program ini, digadang-gadang bakal meningkatkan kualitas pelaku atau penyedia jasa wisata.
Program pertama ialah pemetaan digital “maturity” di industri pariwisata di Indonesia. Program ini melibatkan ekosistem kepariwisataan serta pemetaan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuannya ialah mempersempit gap di dalam industri kepariwisataan di Indonesia.
Kedua, program pemetaan kompetensi, kurikulum, dan metode pembelajaran dan sertifikasi Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0. Program ini mengharuskan Kementerian Pariwisata menerapkan metode pembelajaran kompetensi digital bertajuk Blended Learning. Selain itu, membentuk Center of Excellence Tourism di perguruan tinggi pariwisata dengan pendekatan pentahelix serta sertifikasi kompetensi.
Ketiga ialah program kerja sama antara Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) dan industri di bidang pengembangan kompetensi digital. Misalnya dengan membuka kesempatan mahasiswa PTNP magang di industri yang mempunyai kompentensi digital terbaik.
Keempat adalah program pengembangan dan pembinaan SDM desa wisata dengan PTNP. Di antaranya melakukan pendampingan untuk pelaku wisata di kawasan desa wisata dengan menggandeng perguruan tinggi pariwisata. Bisa pula dengan melakukan pengkajian untuk mendukung aplikasi program desa wisata berbasis digital.
Kelima, kerja sama pengembangan start up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata. Menurut Arief, perlu dilakukan kerja sama seperti membuat gerakan nasional. Gerakan ini berorientasi pada pengembangan start up di sektor industri pariwisata serta pengembangan kapasitas.
Kementerian juga dapat meningkatkan digital literasi dan memantau kesiapan pelaku bisnis usaha kecil dan menengah di daerah-daerah wisata. Terakhir atau keenam, Kementerian Pariwisata merancang program pengembangan dan pelatihan Wonderful Indonesia Digital atau WIDI Champion. (Ichsan)