Batik berkembang dengan berbagai motif memberi acuan visual, bahwa batik dipakai sebagai simbol-simbol tertentu pada abad ini. Kenyataan perkembangan batik sebagai wahana textile yang motifnya dapat dijadikan tanda perubahan zaman merupakan tanda keabadaian batik tersebut. Sehingga setiap seniman yang berkutat pada dunia batik dapat bekerja secara kreatif dengan motif-motifnya.
Salah satu seniman yang mengolah motif batik menjadi simbol dalam karyanya adalah Bibiana Lee, seniman lulusan Clothing Technology, Post Grad Diploma, Hollings College, United Kingdom. Mengadaptasi simbol yang ada dalam motif-motif batik untuk karya lukisnya. Ekspresi warna sanagat menonjol dalam karyanya. Bagaimana bentuk bentuk diterapkan dalam setiap bidang gambarnya menjadi bentuk yang khas ketika kain itu menjadi ukuran yang sebenranya dalam industri. Selain itu, beberapa karya dalam pameran ini Bibiana menggunakan Augmenteg Reality.
Tetapi Bibiana Lee mengambil simbol dalam batik peranakan sebagai wahana bagaimana membuat pengertian fundamental dalam memilah dunia motif batik menjadi elemen dasar yang dapat dikembangkan dunia artistik. Itulah perspektif batik yang dikembangkan Bibiana Lee dalam pameran Are You a Peranakan? Bertempat di Art:1 New Museum, Jl Rajawali Selatan Raya No. 3, Gunung Sahari Utara. Sawah Besar, Jakarta Pusat 10720. Pameran akan berlangsung dari 9 November hingga 9 Desember 2024. Selaku kurator pameran Citra Smara Dewi.
Menurut Martha Gunawan, pameran Tunggal Bibiana Lee ini mengangkat tema budaya Peranakan dari segi historis merupakan hasil observasi pada fenomena masa kini, dan harapan untuk masa depan. Selain itu, karya ini substansial hadir meningkat seiring berkembangnya seni rupa modern dan kontemporer.
“Pertama kali kami berjumpa dengan Bibiana Lee adalah melalui Pameran IWA 3 di Galeri Nasional Indonesia tahun 2002 silam. Kala itu, Bibiana Lee memamerkan topik yang menyentuh isu rasisme dan diskriminasi terhadap Peranakan Tiongkok di Indonesia- yang dihadirkan melalui media piring aluminium yang digambar motif piring khas Peranakan. Perjumpaan ini kemudian membuka ruang diskusi antara kami dengan Bibiana Lee” ,tegas Martha Gunawan, direktur Art:1 New Museum.* (af/Wil)