World Crafts Council (WCC) memiliki program “World Craft City” dengan membentuk jaringan kota kerajinan di seluruh dunia guna mempromosikan pembangunan budaya, ekonomi, dan sosial.
Sebagai Vice President WCC-APR South-East Asia Region yang baru, Baby memiliki agenda program utama untuk memperkenalkan kerajinan ke tingkat dunia, salah satunya adalah program Craft City.
Untuk itu, lanjut Baby, WCC mendorong perajin dan pembuat kerajinan di seluruh dunia untuk menciptakan bentuk kerajinan tangan baru. Salah satu negara yang mendapat kunjungan dari WCC adalah Vietnam dengan Ibukota Hanoi.
Menurut Baby, Hanoi memiliki potensi menjadi kota kerajinan, karena Hanoi telah melakukan langkah-langkah untuk pengembangan kerajinannya.
Pada tanggal 16-17 Februari 2025 lalu, Hanoi mengadakan kegiatan pameran sekaligus kegiatan inaugrasi Kota Hanoi sebagai Craft City. “Evaluasi Kota Hanoi sebagai Craft City sudah selesai, saya diundang menghadiri Inaugrasinya pada tanggal 16-17 Februari 2025 di kota Hanoi. Saya di undang sebagai Vice President WCC, dan mereka memberikan dua anggota ASEPHI untuk mengikuti pameran di Hanoi,” ujar Baby.
Selain itu, lanjutnya, Hanoi baru-baru ini memperkenalkan rencana komprehensif untuk pengembangan desa kerajinan untuk periode 2025-2030. Pada tahun 2030, ibu kota tersebut bertujuan untuk memulihkan dan melestarikan setidaknya lima kerajinan dan desa tradisional yang terancam punah, dan secara resmi mengakui setidaknya sepuluh kerajinan baru serta 25 desa kerajinan dan kerajinan tradisional.
Belum lama ini, desa keramik Bat Trang dan desa sutra Van Phuc di Hanoi resmi bergabung dengan Jaringan Kota Kerajinan Dunia. Keanggotaan ini menghadirkan peluang penting bagi kerja sama internasional, perdagangan, dan promosi budaya, yang memperkuat hubungan antara produksi kerajinan dan pariwisata sekaligus memamerkan warisan budaya Hanoi yang kaya kepada dunia. (Ikhsan)